Mohon tunggu...
Christina
Christina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Melodi Kekuasaan

2 Agustus 2023   10:15 Diperbarui: 2 Agustus 2023   10:28 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di atas takhta tinggi sang kekuasaan,
Melodi mengalun, menyentuh jiwa rakyat.
Dalam irama yang menggoda pengharapan,
Di sana kini, harapan dan ketakutan berpadu.

Takdir negeri terpahat dalam bait-bait,
Diplomasi tari, cinta dan hasutan.
Namun, dalam dentingan kekuasaan yang mulia,
Ada yang terpinggir, terabaikan oleh zaman.

Bagaikan aliran sungai yang tak henti mengalir,
Kuasa mengalun, serak, serambi rindu.
Lupa akan janji-janji masa lalu yang terlupa,
Terlena dalam kuasa, mereka berlalu.

Namun, tak selamanya malam mengaburkan mentari,
Terasa gemuruh, semangat bergemuruh di relung hati.
Suara rakyat, nyaringkan keadilan yang hakiki,
Dalam puisi ini, panggilan menjadi hakiki.

Melodi kekuasaan, mari kau ubah arahmu,
Dari keegoisan hingga cinta sejati.
Penuhi bejanamu dengan suara nurani,
Hingga negeri ini terang benderang di hadapan Tuhan.

Bersama, marilah kita menari dengan harapan,
Menggenggam tangan, menyatukan jiwa.
Bukan lagi melodi kekuasaan yang menyakiti,
Namun senandung keadilan yang abadi.

O, Melodi Kekuasaan, bergabunglah dalam puisi,
Menyampaikan pesan tanpa rasa khayal.
Jadikan negeri ini ladang keadilan yang abadi,
Di tangan rakyat, bersatu, kita hadirkan cinta sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun