Di rona senja, cinta tersapu waktu,
Kukenang janji, tetap setia dalam duka,
Namun, pengkhianat hadir berdusta,
Merangkai tipu di balik senyumnya yang tulus.
Cinta terbelenggu dalam candu khianat,
Seperti burung terjebak di dalam sangkar,
Kalbuku remuk, terperangkap dalam rasa,
Luka yang tak tersembuhkan, menjadi temaram.
Kau, yang dulu berjanji setia hingga akhir,
Kini menorehkan pedang di belakang tirai,
Rahasia gelap bersemi di sudut hatimu,
Menghancurkan cinta, menyiksaku sepi.
Perihnya pengkhianatan terasa mengoyak,
Seperti angin malam menusuk ke dalam jiwa,
Ku mencari jawaban, tapi bisu rahasia,
Takdir terhanyut dalam gelombang khianat.
Berharap rindu akan memudarkan duka,
Namun, sisa-sisa cinta kini terluka,
Aku mencoba melupakan jejak langkahmu,
Tapi kenangan terpahat, takkan pernah pudar.
Dalam sunyi, kuusik kenangan lalu,
Mencari makna di balik semua pengkhianatan,
Mungkin cinta memang takkan selamanya,
Tapi kenapa kau harus mengkhianati?
Sajak cinta terbelenggu, menjadi saksi bisu,
Akan kuciptakan bait-bait pilu,
Menyampaikan derita hati yang terluka,
Karna cinta yang dikhianati, takkan pernah terlupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H