Di dinding rumah tua, serpihan sejarah bersembunyi
Lapuk oleh waktu, namun tetap menggoda jiwa
Dua lapis cat tersembunyi di bawah lapisan warna
Cerita masa lalu yang perlahan-lahan terkikis.
Kerlip lampu temaram menerangi lorong waktu
Menyibak tirai masa lalu yang tak pernah padam
Saksi bisu perjalanan para pendahulu
Cerita mereka terukir dalam setiap goresan.
Perangkat antik, hiasan jaman dulu
Menari di lorong-lorong ingatan
Menyampaikan pesan-pesan di zaman berbeda
Bersama guntur senyap di balik dinding.
Di sini, tersemat kenangan dan canda tawa
Di sana, mengalir air mata dan duka
Sudut-sudut rumah menyimpan cerita
Sepenuh jiwa, mengalir deras makna.
Tangga yang terjal, jejak-jejak yang mendalam
Tetap kokoh berdiri, meski waktu melanda
Seperti pohon tua yang berakar dalam
Mereka bersaksi bisu, mengalirkan hikmah.
Kisah-kisah terpendam di ruang gelap
Menjelma dalam rindu sejarah nan kelam
Perjuangan, keberhasilan, dan kegagalan
Menyatu dalam serpihan dinding nan sunyi.
Tetesan embun waktu pun bergulir pelan
Menyirami kenangan yang semakin pudar
Namun janganlah engkau biarkan serpihan itu lenyap
Karena dalam dinding rumah itu terukir jiwa kita.
Serpihan sejarah dalam dinding rumah
Kini telah menjadi bagian dari diri
Mereka mengajarkan tentang hidup dan cinta
Mengawali dan menyudahi perjalanan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H