Di antara detak waktu yang terukir,
Koreografi harian mulai beraksi,
Rutinitas menari dalam irama tak terduga,
Menyusun cerita di setiap langkahnya.
Di pagi yang gemar memeluk mentari,
Tarian para embun bertabur di rerumputan,
Langkah-langkah terhela, merekah kembali,
Pagi yang berbisik, menyapa langit biru.
Di antara siang yang bergelora riuh,
Langit melangit, cahaya menyengat mata,
Irama langkah kaki, terdengar berdendang,
Tak terelakkan, rutinitas berlalu beriringan.
Senja datang dengan gemulai tawa,
Sinar kunang-kunang menyusuri lorong sunyi,
Dalam koreografi senja yang memesona,
Langit berubah warna, ragam warna berganti.
Tak pernah berhenti, malam tiba kembali,
Koreografi gelap menggenggam angan,
Langkah kaki lembut, bertemu dengan mimpi,
Menghantar tidur di atas bantal sepi.
Tetapi di balik rutinitas yang terpahat,
Ada makna yang dalam, pesan tersirat,
Setiap langkah adalah sebentuk doa,
Mengisi hidup, menjadi nyata.
Koreografi harian, tari dan ritme,
Menari bersama detak waktu yang tak terganti,
Rutinitas mengajarkan arti hidup yang hakiki,
Dalam setiap gerak, ada keindahan terpatri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H