Di antara garis-garis yang tak terlihat,
Kuukir kisah sehari dalam rutinitas yang datar.
Dalam remang lampu pagi yang lembut,
Langkahku terhanyut dalam arus waktu.
Meniti jalur-jalur tak berujung,
Seperti penari yang selalu berputar,
Aku menari di lautan kota yang gemerlap,
Di antara kerumunan yang hiruk-pikuk.
Bersama mentari yang perlahan menampakkan diri,
Aku berangkat mengarungi kota ini.
Sejuta mimpi mengawal langkahku,
Menanti di ujung sana yang kabur.
Rutinitas membentuk komposisi hidup,
Seperti catatan-catatan kecil di balik lembar kalender.
Pagi, siang, malam berganti tanpa henti,
Namun ada kisah di balik setiap detik yang terlalui.
Di antara garis-garis tak terhingga,
Aku temukan arti dalam setiap langkah.
Meski kadang hampa dan tanpa warna,
Namun ada sinar kecil yang menyinari.
Pada kebekuan hiruk-pikuknya kota,
Dalam setiap ketukan jam yang berdetak,
Ada irama yang membentuk harmoni,
Di dalam rutinitas yang berkesan membekas.
Dan di malam yang sunyi dan tenang,
Kulihat gemerlap bintang di langit biru.
Kukenang kembali setiap garis tak terlihat,
Kisah sehari dalam rutinitas, sebuah perjalanan menuju hidup yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H