Di ufuk timur tersimpan rona keemasan,
Lentiknya senja menggoda matahari pergi,
Menari-nari dalam perpaduan warna merah jingga,
Seperti lukisan indah yang tak akan terlupakan.
Embun pagi masih menetes di rerumputan,
Gemericik sungai memenuhi keheningan,
Saat itu tiba, saat lentiknya senja datang,
Membawa ketenangan dalam setiap hela napas.
Bulir-bulir cahaya berpadu dengan awan,
Menyusuri langit biru yang membentang jauh,
Lentiknya senja menari dengan lembut,
Seakan berbisik, menghantar mimpi indah.
Di balik pepohonan, semburat warna berubah,
Keunguan menggantikan keemasan yang terang,
Namun pesona senja tak pernah luntur,
Tetap memukau, menggoda hati yang terpesona.
Lentiknya senja menyapa dalam keheningan,
Mengajak langkah berjalan pelan-pelan,
Diiringi desir angin yang sepoi-sepoi,
Sejuk menyentuh wajah, menenangkan jiwa.
Oh, lentiknya senja, betapa indah ciptaan Sang Pencipta,
Seolah memberikan pelukan penuh cinta,
Mengingatkan kita akan kebesaran alam,
Dan keindahan yang terpendam di dalamnya.
Biarlah senja tetap menjadi teman setia,
Di setiap hari yang panjang atau melelahkan,
Dalam lentiknya terdapat pesan yang tak terkatakan,
Kehidupan adalah perjalanan yang tak lekang oleh waktu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI