By Christie Damayanti
6 bulan di Kompasiana ternyata menjadikan aku lebih baik setelah aku stroke sejak 1,5 tahun ( lihat tulisanku  Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan...( Bagian 1 ) sampai bagian 6 ). Coba saja lihat. Aku memang bukan penulis. Aku belum pernah menulis, apalagi menulis yang dipublikasikan, kecuali membuat bahan seminar atau kuliah. Konsep2 ku menulis memang sudah lama ingin aku buat, apalagi tentang Jakarta, merupakan cita2 idealisku ( lihat tulisanku Sedikit Pemikiran untuk Jakarta: Manajemen Pembangunan terhadap Pertumbuhan Fisik Kota (Bagian: 1) sampai bagian 26 ), tentang humaniora, lifestyle atau traveling. Tetapi memang belum sempat, karena kesibukanku bekerja.  Tetapi menulis fiksi ??? Uuuuuhhhhh ........
Aku mulai menulis di Kompasiana sekitar November 2010, telah diajak sahabatku, seorang wartawan Kompas. Dia adalah teman SMP dan setelah itu, aku 'keranjingan' menulis. Dan ternyata, dokter2 dan terapistku memang mengatakan bahwa untuk aku, menulis adalah untuk 'terapi' karena stroe adalah 'penyakit' otak dan menulis adalah bisa untuk menstimulasi otak agar menjadi lebih baik.
Sampai seseorang di Kompasiana menggagas FFK ( Festival Fiksi Kolaborasi ) yg diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 2011, aku tetap belum terpikir untuk menulis fiksi, dan tidak berniat ikut FFK apalagi menulis fiksi berkolaboasi. Di Kompasiana, memang aku mendapat banyak teman, tetapi aku tetap 'soliter' karena aku, jujur, agak kurang percaya diri dengan keadaanku, seorang yang cacat stroke. Teman2ku banyak dan aku merasakan bahwa, mereka tetap menganggap aku sebagai sahabat walau aku cacat. Tetapi ternyata, itu awal aku menemukan kebersamaan di dalam komunitas Kompasiana .....
Awalnya, aku hanya mencoba membuat puisi. Seorang sahabat mencoba membuat prosa. Dalam inbox, kami  'menggandengkan' puisiku dengan prosanya menjadi suatu suatu hubungan yang sinergis menjadi sebuah prosa berirama. Dan ternyata aku senang sekali melihat hasilnya, dan setelah itu, kami malah membuat 2 prosa berirama dalam FFK. Dan mungkin bukan kebetulan jika kolaborasik dengan sahabatku mendapatkan banyak tanggapan ( lihat tulisan FFK : "Mirror Mirror on the Wall" dan   (FFK) Jejak Bayangan ).
Setelah FFK selesai, penggagas FFK berusaha untuk membukukan prosa2 di FFK, dan beberapa hari lalu, buku itu sudah selesai. Sangat luar biasa !! Karena, aku merasa mulai menjadi bagan yang solid di komunitas Kompasiana. Aku mulai aktif dalam grup dari beberapa teman, saling berkomentar dan sering berdiskusi dengan sahabat2 yg aku anggap lebih banyak tahu tentang sesuatu.
Beberapa bulan setelah FFK, ada PARADOKS ( Parade Dongeng Anak Nusantara ) adalah membuat tulisan dongeng anak2 nusantara yg digelar pada tanggal 23 - 24 April 2011. Aku ikut di dalamya, dengan banyak peserta. Seperti FFK, PARADOKS juga mendapat sambutan yg luar biasa heboh, dan setelah selesai, beberapa Kompasianer menggagas untuk membuat web tentang Dongeng Anak Nusantara. Web DAN beberapa hari sudah bisa di gunakan dan makin lama makin banyak Kompasianer dan dari tempat lain untuk membuat account DAN. Fasilitas2 DAN semakin banyak dan semakin keren dengan dihadirkannya Dongeng Anak Nusantara secara audio-visual dan e-book ( lihat tulisanku Kejutan Berikutnya: 'Dongeng Anak Nusantara' Ada di Youtube !!!!! dan  Kejutan Lagi dari 'Dongeng Anak Nusantara': The Power of Dream ). Bahkan mas Pepih, admin Kompasiana ikut tertarik untuk membuat cerita2 dongeng anak nusantara .....
What next ???
Ternyata, itu belum cukup. Beberapa sahabat Kompasianer tetap menjadikan komunitas Kompasiana 'terkoneksi' dan tetap saling berbagi ( sharing and connecting ). Dibuatlah MPK ( Malam Prosa Kolaborasi ) yg terselenggara pada tanggal 10 - 11 Juni 2011. Dan pesertanya bukan hanya kolaborasi dengan 2 orang, tetapi sampai menjadi 'kesebelasan', menguntai kata untuk menjadikan mimpi indah di MPK. Bahkan bukan hanya antar Kompasianer, tetapi antar keluarga, seperti aku dengan anak2 ku  ..... luar biasa MPK ini, membuat hubungan antar orang tua dengan anak2 menjadi lebih harmonis lagi ([MPK] Aku Memilih Indonesia Selama Liburanku , [MPK] Lagu Untuk Mama dan banyak judul MPK kami ).
Itu sekilas pengalamanku menulis fiksi. Tetapi bukan itu yg aku inginkan. Bukan hanya aku sudah mulai bisa menulis fiksi, tetapi lebih tentang kebersamaan dan hubungan yg baik di komunitas Kompasiana. Aku merasakan kebersamaan dan saling menghargai serta saling peduli di antara Kompasianer ketika berkolaborasi di FFK, PARADOKS dan MPK. Masing2 kegiatan, membuat grup Facebook, dan di grup ini selalu ada canda dan tawa di setiap saat, beberapa minggu menjelang masing2 event sampai beberapa hari setelah masing2 event. Kebersamaan inilah yang membuat aku tambah bersemangat untuk menjalin persahabatan dengan sesama Kompasianer dan ini merupakan 'terapi' untuk strokeku .......
Sebuah buku karya FFK, sebuah web Dongeng Anak Nusantara ( DAN ) karya PARADOKS dan baru beberapa hari hasil MPK pasti akan membuat komunitas Kompasiana menjadi lebih solid seperti visi dan misinya : sharing, connecting. Tetapi itu belum seberapa, karena selain sebuah buku FFK, sebuah web DAN dan hasil MPK ternyata menghasilkan 'semangat' untuk aku dan hasil terapi untuk sakitku .....