Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Slogan 'Jakarta Bebas Banjir', Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan

11 Desember 2012   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:49 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_228874" align="aligncenter" width="507" caption="tuesday.blogspot.com"][/caption]

Air hujan, harus diserap oleh tanah, sehingga kembali menjadi air hujan. Ketika tanah sebagian besar tertutup beton, air hujan akan mengalir ke tempat2 yang rendah. Salah satunya, air dari Selatan Jakarta ( Bogor dan Puncak ) akan mengalir ke Jakarta karena tanah2 di Bogor dan Puncak sudah sebagian besar tertutup beton ......

Sebenarnya, sadar tidak sih, bahwa Jakarta dan  kota2 kecil sebagai pendukungnya di sekitar Jakarta minim penyerapan? Coba pikir2 lagi deh ..... mungkin kita melihat,

"Aahhhh ..... masih banyak penghijauan koq, siapa bilang tidak ada penyerapan?"

Boleh2 saja kita bicara seperti itu. Tetapi alam sudah mempunyai siklusnya. Jika banjir ( berarti air terlalu banyak, tidak bisa terserap ke dalam tanah, atau sungai2 dan gorong2 terlalu penuh dengan sampah ), BERARTI ADA YANG SALAH! Apapun itu, alam sudah berusaha untuk air menyelinap di setiap penyerapan, tetapi ketika banjir datang, memangnya alam yang salah? Memangnya, air yang salah karena tidak mau 'menyelinap' masuk ke dalam bumi?

Tunggu! Sebelum kita melihat secara keseluruhan tentang penyerapan Jakarta, ingat2 dulu, apakah hidup kita peduli dengan penyerapan? Artinya begini :

Rumah kita, apakah mempunyai tanah terbuka, walau sedikit. Untuk mengingatkan saja, ketika kita membeli rumah atau membangun rumah ( yang memakai desainer khusus, seperti arsitek ), PASTI ada tanah terbuka, sebagai  PENYERAPAN, juga merupakan ATURAN PEMERINTAH. Salah satu sisi ( kanan atau kiri ) harus ada taman terbuka, yang TIDAK BOLEH DI 'BETON'.

Aku sudah makan sama garam sebagai arsitek, 20 tahun ini. Biasanya, si pemilik rumah akan menutup taman ini dan menjadika KAMAR TAMBAHAN, atau ruangan lain. Jika aku tegur, mereka berkata,

"Aaaahhhh .... tanah kan mahal, tidak seharusnya kita buang2 yang sudah kita beli, dan juga kita butuh ruangan lagi koq ...."

Aku hanya menggeleng2kan kepalaku. Coba deh lihat, di daerah Kelapa Gading. Banyak rumah2 yang aku bangun dengan desain yang terbaik sebagai arsitek. Mula2 mereka suka, tetapi lama kelamaan, mereka meminta aku lagi untuk mendesain ruangan baru di atas taman mereka! Dan biasanya aku tudak mau, sehingga mereka memilih mencari tukang dan membangun sendiri TANPA PEDULI DENGAN SALURAN2 SERTA BAGAIMANA DENGAN PENYERAPANNYA .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun