Setelah makan siang di restoran La Botte tepat di sebelah hotel kami, kami pun mulai menyusuri Roma. Keran waktu sudah menunjukkan sekitar jam 5 waktu Roma, kami pun hanya berkeliling di sekutar Rue Sistine, tempat berada hotl kami, Hotel King.
Dari ujung Rue Sistine, kali menyeberang . Ada sebuah plaza yang cukup terkenal di Roma yaitu Piazza Barberini. Ditengah2nya terdapat kolam yang berair sangat jernih, tanpa lumut apalagi sampah. Dan banyak uang logam bertaburan didalamnya. Berarti memang semua kolam di Roma, menjadi tempat ‘mengirim harapan’, dengagn melepar koin2.
Roma awal bulan Juli 2014 lalu, sangat cerah, secerah musim panas di Eropa, dan tentu saja secerah hatiku dan anak2ku. Baru di Roma saja, kami hanya mengenakan kaos2 kali, tanp jaket sama sekali. Bahkan Roma disaat itu sangat panas! Kalau tidak salah sekitar 35 derajat Celsius!
Wah …. Alamat kepanasan, seperti di Jakarta!
Langit biru, sebiru2nya! Tanpa awan, dan tanpa angin. Anak2 berlarian2, setelah mereka mengantarkan aku duduk di muka patung di kolam itu. Mereka bercanda ria, berteriak2 terlihat senang …. Dan aku bahagia …..
Turis2 manca negara hilir mudik disana. Ternyata Piazza Barberini cukup mempunyai makna di dunia wisata Roma. Lingkungan Piazza Barberini itu sepertinya merupakan perkantoran. Dimana hotel kali di salah satu jalan di sekeliling Pazza Barberini, Rue Sistine, ternyata juga bukan satu2nya jalan dengan hotel2 kuno setara bintang 3 di Roma saja. Bahkan tepat di depan Piazza Barberini itu pun ada 2 buah hotel etara bintang 5, dengan desain klasik yang menawan pun, bertengger tepat di hadapan ku.
Mataku menyibak sekeliling disana. Inilah mimpiku. Berada ditengah2 belantara Roma, yang pasti aku tidak pernah tahu, betapa banyaknya ‘misteri2’ kota Roma, dan diantara anak2 yang kucintai dan mencintaiku. Ya ….. aku berada di tengah2 belantara kota Roma, salah satu kota tersibuk di Eropa, bahkan di dunia ……
***
Hotel itu bernama Bernini, setara dengan nama Piazza Barberini. Sebuah hotel berbintang 5, dengan belasan mobil2 mewah setara Cadillac atau Rolls Royce. Selama di Roma, aku jarang melihat mobil2 modern seperti BMW, tetapi justru aku  menjumpai mobil2 yang berasal dari Asia (Jepang), walaupun konotasi mobil Asia adalah modern. Mobil2 dari Asia inilah yang cukup merajai kota Roma sebagai salah satu kota tersibuk di dunia. Dan dengan kota tersibuk didunia ini, tentu nya membuat kota ini berada dalam ambang kepadatan yang cukup. Sehingga untuk ‘mobile’ saja harus dibatasi.Â