By Christie Damayanti
[caption id="attachment_150685" align="aligncenter" width="637" caption="onlinedatingstories.info"][/caption]
Sudah banyak Kompasianer menulis tentang dunia maya, apa lagi tentang 'perjodohan' atau jodoh online. Buat generasi sekarang, internet memang 'segalanya' dan 'sesuatu banget'. Bukan hanya terhubung dengan segala macam kehidupan kita, internet bisa juga untuk mencari pekerjaan dan sekaligus untuk mencari jodoh. Memang, semua teknologi harus disikapi dengan elegan, jangan menjadi 'beban' atau justru menjadi 'kecanduan'. Seorang sahabatku yang sudah aku anggap sebagai saudaraku, sepertinya menemukan kebahagiaannya ketika seorang cowo bule melamarnya setelah berbulan2 berpacaran lewat 'online dating!'.
Sahabatku, sebut saja bernama Viria, adalah seorang yang memang sudah bercita2 mencari cowo bule untuk menjadi suaminya, sejak masih remaja. Dulu, sebelum ada internet, dia mati2an mencari cowo bule lewat bersahabat pena. Ya, waktu itu memang belum ada internet dan bersahabat pena memang harus sabar untuk membalas surat. Dia selalu meminta foto2 cowo2 bule itu dan dia belum mendapatkan cowo bule impiannya..... Itu sekitar tahun 1990-an. Dia masih berusaha terus untuk mencari suami idamannya, sampai suatu ketika .....
Sekitar tahun 2000-an, internet 'datang'. Dan Viria sangat antusias menyambutnya. Sampai beberapa tahun kedepan, sejak dirumahnya dipasang internet, Viria sangat optimis akan ada cowo impiannya sebagai suaminya. Beberapa biro jodoh online di luar negeri diikutinya. Aku hanya mengeleng2kan kepalaku, ketika dia 'memamerkan' foto beberapa cowo bule yang ada di dokumennya. Aku hanya mengatakan untuk berhati2 karena sudah marak penipuan karena foto2 itu palsu.
Tetapi Viria cuek saja. Dia tetap mencari cowo bule idamannya untuk dijadikan suaminya. Dan Puji Tuhan, entah mengapa Viria tidak pernah 'diganggu' dan tidak pernah menjadi pelecehan cowo2 itu. Ingin aku menyikapinya sebagai 'seperti punguk merindukan bulan' karena aku tahu, mungkin hanya 5% yang benar2 mendapatkan apa yang mereka harapkan ... Dan Viria tetap percaya dengan impiannya. Viria memang sangat gigih dan dia selalu berdoa untuk apa yang dia harapkan.
Ternyata gayungpun bersambut. Suatu saat, seorang cowo bule mengirimkan Viria email yang medapat referensi dari biro jodoh yang diikutinya. Dikatakannya bahwa seorang wanita asli Indonesia ( yaitu Viria ) mencari pria dari manapun berdarah Amerika atau Eropa. Cowo itu sebut saja Roberto, tertarik dengan foto Viria. Ya, Viria memang cantik dengan rambut keriting panjang, kulit putih dan sangat fasih berbahasa Inggris. Maklum, dia memang anak orang berpunya yang sering keluar negeri serta bisa melakukan apa saja yang diinginkannya.
Dari fotonya, Roberto memang keren, ganteng dan terlihat sopan, dia seorang akuntan yang tinggal di Seattle, Amerika Serikat, berumur 4 tahun diatas Viria. Langsung saja mereka saling jatuh cinta dan merekapun berpacaran via internet : Facebook, email atau YM. Setelah lebih jauh, mereka saling memberikan nomor telpon untuk saling berhubungan. Aku tetap tidak / belum percaya dengan Roberto dan aku tetap selalu mengingkatkan Viria untuk tetap berhati2. Yah, apapun yng aku katakan, ternyata mereka memang saling jatuh cinta, sehingga mereka tidak peduli dengan apapun yang mengecam percintaan mereka yang memang via internet.
1 tahun sudah mereka berpacaran. Roberto mau melamar Viria kepada orang tuanya di Jakarta. Viria bahagia bukan kepalang. Aku ikut2 berdebar2 karena aku ingin melihat 'endingnya' seperti apa? Apakah memang mereka berjodoh atau seperti teman2ku yang justru ditipu mentah2 oleh cowo2 online?
Hari yang ditunggupun tiba. Aku mengiringi langkah Viria menjemput Roberto di Bandara Soekarno Hatta. Kami sudah hafal wajah Roberto lewat Facebooknya, walau jujur aku masih tidak percaya bahwa itu wajah asli Roberto, seorang bule ganteng dan terlihat sopan dan romantis. Kami berdua menunggu di pintu keluar ketika sudah banyak orang keluar ... Tiba2 kami tertegun, ...
"Itu Roberto!" ...