By Christie Damayanti
[caption id="attachment_146305" align="aligncenter" width="635" caption="Illustrasi dari Google"][/caption]
Bersama komunitas pasca stroke tanggal 20 Oktober 2011 di Departemen Kesehatan Sabtu kemarin ( lijat tulisanku Merajut Kemandirian Bagi 'Stroke Survivor': Sarasehan pada Hari Stroke Sedunia - 29 Oktober 2011 ), banyak sekali ide2 inspiratif dari masing2 Insan Pasca Stroke ( IPS ). Banyak IPS mengatakan, bahwa kesaksianku sebagai pembicara pada waktu itu, menginspirasi banyak orang. Ya ..... aku melihat di tempat aku berbicara, di podium, memang banyak IPS dan beberapa warga masyarakat sehat menatapku dengan mata berkaca2 ... Puji Tuhan, karena dengan keterbatasanku, aku masih bisa membuat orang terinspirasi dengan kesaksian dan semangatku.
Tetapi yang aku sangat terpukau adalah karena seorang IPS ( Insan Pasca Stroke ), seorang bapak berumur di atas 70 tahun, dengan kondisi fisik yang tidak lebih baik dari aku, ternyata msih bisa sangat mandiri. Bukan hanya mandiri secara fisik saja tetapi mandiri dengan menyetir mobil !!
Pertama kali aku kenal beliau, yaitu sebelum saraseha ini, ketika kami mempersiapkan gladibersih, 1 inggu sebelumnya. Pak Berry, seorang bapak lanjut usia, sangat menginspirasi aku. Beliau bertubuh kecil, seperti aku, dengan 'kecacatan karena stroke' seperti aku juga, memakai tongkat dengan 1 tangannya tidak berfungsi, tetapi beliau sangat luar biasa ! Wajahnya selalu berseri2 dengan terlihat sangat bersemangat. Watu itu, 1 minngu sebelum sarasehan, pak Berry berulang tahun ke-71 tahun, sebuah umur yang tidak muda lagi apalagi memang terserang stroke bertahun2 lalu, tetapi kehidupannya terlihat bahagia .....
Beliau bercerita, bahwa beliau ingin tetap mandiri walau terserang stroke dan beliau ingin terus tidak menyusahkan anak2nya dan orang lain. Beliau lalu belajar menyetir sendiri! Dan setelah waktu itu, aku melihat, ternyata beliau menyetir tidak dengan kecepatan rendah .... Mobilku yang dikendarai supir di depan mobil beliau, tetapi tiba2 beliau mendahului kami dengan kecepatan sedikit cepat ! Astagaaaa ..... aku sangat kagum dengan semangat beliau .....
Foto atas, untuk cacat tubuh sebelah kanan seperti ak, untuk memindahkan gigi, pun matic butuh memindahdahkan gigi, dan foto di bawah, untuk cacat tubuh sebelah kiri.
Pak Berry menyetir mobil Kijang non-matic, yang mana aku membayangkan beliau memegang setir satu tangan ( tangan kiri beliau yang tidak berfungsi dengan baik ). Lalu bagaimana untuk memasukkan gigi ? Terbayang, bukan? Dan bagaimana untuk menginjak kopling? Memang, seperti yang aku rasakan, bahwa kaki kananku yng lumpuh, memang masih bisa merasakan sekitar 50% tetapi untuk menginjak dengan keras atau untuk menginjak dengan 'perasaan' ( buat aku, menyetir memang membutuhkan 'perasaan' ) tidak atau belum bisa, secara kami memang 'cacat'. Tetapi, ternyata pak Berry bisa ! Beliau menyetir dengan lincah dan sangat percaya diri !
Sejak saat itu, aku berkeyakinan bahwa AKU PASTI Â BISA !!! Jika pak Berry dengan kondisi yang tidak lebih baik dari aku saja, BISA dan sangat percaya diri, MENGAPA AKU TIDAK BISA ???
Aku mulai untuk merencanakan belajar setir mobil. Aku ingin membeli mobil kecil, matic dan mulai memikirkan konsep mobil apa dan fasilitas yang bagaimana, yang aku inginkan. Aku ingin segera menabung untuk rencana ini. Mobil yang sekarang, aku 'hibahkan' untuk mengantarkan anak2ku berkegiatan. Dan jika pak Berry bisa menyetir mobil non-matic, aku yakin bahwa aku pasti bisa!
Memang, aku tetap merasa takut. Dan aku tidak ingin mati konyol. Semuanya tetap harus dipikirkan dan dicermati. Dan jika aku memang sudah bisa membeli mobil kecil yang aku butuhkan, aku ingin warga 'jalanan' tahu bahwa aku adalah 'disabled person' agar aku bisa 'terlindungi' oleh orang2 yang tidak memikirkan keselamatan, kebut2an dan pengemudi mabok.