By Christie Damayanti
[caption id="attachment_151361" align="aligncenter" width="458" caption="Illustrasi dari Google"][/caption]
Bagaimana dengan Fasilitas Umum ( fasum ) dan Fasilitas Sosial ( fasos ) di Jakarta ? Kenyataannya, semua tentang tata ruang Jakarta tidak sebanding dengan yang digembar gemborkan oleh pemda dan oleh para desainer kota yang tergabung dengan 'City Planning' Jakarta. Masalahnya, para pengembang sering tidak memasukkan fasum dan fasos untuk warga Jakarta, sesuai dengan tata ruang kota yang diijinkan developer2 tersebut untuk dipergunakan. Mereka masih dengan 'serakah' mengambil semua hak warga Jakarta.
Sebenarnya, pada pengembang harus membuat fasum dan fasos untuk warga Jakarta, jika pemda mengabulkan permintaannya dalam membangun usahanya. Tetapi, banyak pengembang 'nakal' ntuk tidak membuat fasum dan fasos, sehingga kebutuhan fasum dan fasos untuk warga Jakarta sangat kudang dan tidak memadahi. Pemda harus menindak tegas para pengembang 'nakal' untuk menyerahkan kewajibannya berupa fasum dan fasos tersebut.
Sebuah waduk di Jakarta Utara ( di Kelapa Gading dan di Pulo Mas ), seharusnya merupakan tanggung jawab pengembangnya untuk mencegah banjir, tetapi sampai sekarang waduk itu belum selesai dibangun, sehingga banjir terus melanda daerah itu. Waduk adalah salah satu fasilitas sosial yang dibutuhkan oleh semua warga Jakarta, termasuk pengembang itu sendiri. Jadi, jika waduk yang seharusnya sudah ada dan membuat air hujan tidak meluap, pastilah si pengembang tersebut juga ikut senang. Karena para karyawan pengembang itu tidak kebanjiran .....
Waduk Sunter yang sudah terintegrasi dengan Banjir Kanal Barat.
Pengelolaannya juga sebaiknya lewat pengembang, karena manajemen pengembangan sehari2 ada di lapangan, sehingga langsung bisa di panggil ketika warga mempunyai msalah tentang waduk tersebut, dimana jiga dikelola oleh pemda, akan memakan waktu lama, belum juga tentang prosedurnya.
Waduk2 di Jakarta sebenarnya nantinya akan terintegraai dengan Banjir Kanal Timur ( BKT ) yang sekarang sudah hampir selesai pengerjaannya. Tetapi, bila waduk2 tersebut tetap belum terintegrasi dengan BKT, apa yang akan terjadi? Masing2 waduk dan BKT memang tetap menampung air hujan, tetapi kemana air hujan yang tertampung waduk2 tersebut akan mengalir? Jika hujan lebat dan berat, pastilah air hujan tersebut meluap, justru akan membuat banjir perumahan sekitarnya. Tetapi jika sudah terintegrasi dengan BKT, bukan tidak mungkin air hujan yang tertampung di banyak waduk, langsung mengalir ke laut dan tidak menyebabkan banjir .....
Konsep Banjir Kanal yang langsung menuju ke laut.
Waduk2 di Jakarta Barat telah terintegrasi dengan Banjir Kanal Barat ( BKB ) dan diperkuat dengan Pintu Air ( PA ) Tarakan. Itupun, waduk2 dan BKB masih mengalami banjir walau sudah terintegrasi. Masalahnya, adalah curah hujan yang memang terlalu besar dan waduk2 tersebut ( yang memang sudah lama ) sering tidak dibersihkan dan tidak dikeruk periodic sekali untuk pemeliharaannya. Biasanya, dibersihkan jika menjelang musim hujan ...... Aaahhh ....., salah siapa lagi?
Pengerukan untuk maintenance bila musim hujan mulai datang .....