By Christie Damayanti
[caption id="attachment_352285" align="aligncenter" width="580" caption="en.wikipedia.org"][/caption]
Dari Museum Amsterdam, Arie masih mengajak kami untuk ke 2 tempat lagi untuk kami datangi.
Pertama, adalah Universitas Amsterdam, tempat kedua anak2 Arie kuliah dan lulus dari sana. Dan universitas ini berada tidak jauh dari Kalverstraat, sekalian kesana, katanya.
Kedua, adalah sebuah toko temannya, yang menjual benda2 filateli, dimana memang ini adalah 'dunia kami', dunia filateli. Tempatnya pun tidak jauh dari Kalverstraat dan juga tidak jauh dari hotel kami. Arie ingin mengantarkan aku berburu prangko, yang aku tahu, Arie sangat mendukungku dalam berkarya di dunia filateli.
Universitas Amsterdam. Untukku, universitas ini juga termasuk 'tersembunyi', seperti Gereja The Parrot atau Komunitas Begijnhof, atau juga Museum Amsterdam. Dimana universitas ini juga berada dalam bangunan2 berarsitektur khas Amsterdam. Tingginya pun sama dengan lingkungnnya, antara 2 - 5 lantai.
Nama 'Universitas Amsterdam' pun tidak berpromisi dimana2. Aku tidak melihat sama sekalidi papan2 petunjuk atau di baliho2 kota. Hanya ada 1 kecil di pintu masuk yang hanya selebar 1 ruko! Sama sekali tidak menandakan ini adalah sebuah universitas nasional Holland. Universitas ini elegan, desainnya sesuai dengan lingkungannya. Bangunan berarsitektur khas Belanda, dan sangat klasik. Elegan!
Lalu juga, aku tidak tahu, apakah pintu masuk ini merupakan pintu masuk utama, atau jangan2 ada pintu masuk atau gerbang utama, ditepi jalan besar? Karena pintu masuk ini hanya berada di jalan lingkungan di tepi dalah satu kanal Amstel River. Tetapi ketika aku googling tentang universitas ini, ternyata terlihat. Memang pintu masuk utamanya adalah yang kami lewati waktu itu .....
Michelle sepertinya sangat tertarik untuk belajar disana. Dia banyak bertanya dengan Arie dan Arie setia menjawab semua pertanyaan2 Michelle …..
Memang ada pintu masuk belakang ( yang kami masuk ) dan dari pintu samping. Tetapi pun pintu depannya bukan di jalan besar. Sehingga, memang seperti ‘tersembunyi’ …..
Pintu masuk dari belakang, banyak sekali sepeda dirantai disana. Karena memang mahasiswa2 disana semua memakai sepeda. Parkir mobil jarang dan mahal. Inijuga yang membedakan antara mahasiswa2 di Holland ( khususnya di Amsterdam ) dengan mahasiswa2 di negara2 lain, khususnya di Amerika, yang bebas memakai mobil mahal ……
Sedikit tentang Universitas Amsterdam, yang aku tambahkan dari Wikipedia :
Universitas Amsterdam merupakan universitas riset yang lengkap di Belanda, terletak di Amsterdam dengan mahasiswa sekitar 23.000 orang dan ribuan pegawai. Mempunyai 7 fakultas utama, yaitu fakultas Humaniora, Sosial, Psikologi, Ekonomi, Hukum, Sains, Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Universitas ini ternyata juga saah satu yang utama di Eropa!
Menyelenggarakan program internasional dan menawarkan juga 85 program master yang diselenggarakan dalam bahassa Inggris serta sejumlah kursys bahasa Belanda …..
***
Universitas Amsterdam. Untukku sendiri, sebenarnya lebih melihat suasana yang sebenarnya, universitas dunia. Karena anak2ku sudah mejelang kuliah dimana aku memang menginkan mereka kuliah dimanapun mereka inginkan. Kerja kerasku adalah salah satu bukti untuk mereka bisa kuliah yang terbaik untuk mereka.
Sebenarnya juga, aku belum terpikir untuk menyekolahkan mereka ke Belanda. Pertama adalah bahasanya dan kedua adalah kami tidak mempunyai keluarga disana. Jika Tuhan menghendaki, memang akan terjadi, ketika Arie menjadi salah satu keluargaku di Holland. Tetapi, referensi ke universitas ini bisa membuat kami merenung dan berpikir untuk anak2ku.
Begitu kami masuk, suasana perkuliahan pun sangat terasa. Walau ini ‘summer’ dan summer atau musim panas merupakan incaran mahasiswa dimanapun, ternyata banyak juga mahasiswa2 disana yang mengambil ‘short term and programme’ di musim panas. Mungkin mekera ingin cepat lulus karena buth biaya banyak bagi mahasiswa2 dari negeri lain, atau juga karena mungkin mereka ingin mengambil ‘kerja sambil kuliah’. Menyenangkan sekali, mengingat masa2 kuliahku dulu, di perantauan ( lihat tulisanku Jejak Kenangan : Masa-Masa Kuliah di Perantauan ).
Mahasiswa2 nya sepertinya bukan hanya mahasiswa2 lokal dari seluruh Holland. Walau terlihat universitas ini 'kecil', tetapi ketika aku mendengarkan mereka berbicara antar teman, ada yang berbahasa Belanda. Tetapi juga ada yang berbahasa Jerman, Perancis, Italia bahkan Spanyol. Walaupun mereka 'bule', kami bisa sidikit membedakan negara asal mereka. Bahwa ada juga bule berbahasa yang aku tidak mengenalnya, pun ada!
Beberapa mahasiswa local dan asing dengan tugas2nya …..
Untuk mahasiswa Negroid, terdengar mereka memakai bahada Inggris. Entah Negroid dari Amerika atau dari Afrika, aku tidak tahu. Mahasiswa2 dari Asia pun ada beberapa. Mereka banyak dari Vietnam, China, dan Filipina. Beberapa juga dari India dan Srilangka. Ada 1 mahasiswa dari Malaisya. Aku belum melihat dan mendengar mahasiswa dari Indonesia .....
Aku tertawa sekeras2nya, ketika Michelle anakku yang baru lulus dari SMP,
membisikan sesuatu kepadaku, katanya,
“Mama, cowo2 mahasiswanya keren2 yaaaaa …..”
Hahaha ….. sungguh! Lucu skali. Ternyata pandangannya tentang cowo, sama dengan pandanganku, cowo keren! Hehehe, mereka seumuran anak2ku, remaja baru gede, tetapi memang beda mahasiswa Eropa ( terutama mahasiswa Belanda ya ) dengan mahasiswa Amerika, sangat jauh!
Karena kami sering ke Amerika, aku merasakan perbedaan itu. Mahasiswa Amerika lebih terfokus denan ‘topeng’ mereka. Baju yang bagus yang pasti mahal, topi keren, sepatu mahal dengan banyak asesoris yang ‘aneh2’ dan gayanya sangat flamboyant atau justru sangat urakan.
Di Universitas Amsterdam ini, aku melihat jauh berbeda. Mereka terlihat ‘cool’ dengan baju seadanya, memakai jeans dan kemeja atau kaos dibawah kemeja dengan pullover atau jaket ala Eropa. Tidak memakai anting2 nahkan mahasiswinya pun sangat sederhana …..
Akhirnya, bagai remaja, aku berbisik2 dan tertawa ketika melihat beberapa gelombang mahasiswa keluar masuk dengan gaya yang ‘cool’, keren serta terlihat santai. Ya, aku memang bisa ngobrol dengan Michelle menyngkut banyak hal, termasuk ‘cuci mata’ tentang cowo2 keren, hihihi ……
Sepertinya, Michelle tertarik untuk bersekolah disana, tetapi bukan Dennis. Dennis lebih memilih kuliah di Jakarta, menemani aku, mamanya ( dan eyangnya ) yang mungkin dia pikir bisa membantunya, seperti sehari2 sekarang ini …… Ah, Dennis, mama terharu dengan keinginanmu …..
***
Tidak terasan, mungkin 2 jam kami berkeliling di Universitas Amsterdm dan kami sempai ‘tea time’ di café disana. Seperti biasa,aku mmesan Hot Milk Tea, Arie memesan Hot Coffee dan anak2 memesan yang mereka inginkan.
Café atau kantin mahasis, dengan fasilitas2 penuh yang disediakan universitas …..
Menyenangkan sekali, walau hanya berjalan2 bukan di tempat2 wisata sebuh kota dunia, Amsterdam,karena senang dan bahasia tidak melulu membuah uang dan berjalan2 di tempat wista saja. Senang dan bahagia harus mulai dengan ‘hati’ yang tulus untuk saling mengasihi satu dengan yang lainnya …….
Sebelumnya :
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..
‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'
'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad – 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
KetikaAku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H