Â
 Dokumen pribadi
Â
Â
 Sebelumnya :
Diundang Ke Istana dan Makan Bersama dengan Pak Jokowi
Â
Pak Jokowi memang 'someone'. Pak Jokowi memang 'sesuatu banget', sejak awal, untukku. Dan juga untuk Indonesia dan dunia.Â
Aku tidak pernah mau berada dalam lingkaran 'konflik' antara kubu lovers atau kubu heaters. Aku mengagumi beliau dengan caraku sendiri. Tulisan2ku tentang program2 beliau ketika beliau masih menjadi gubernur Jakarta, sangat jelas. Aku tidak memuji beliau dengan membabi buta. Tetapi aku memuji beliau, pun lewat kritik2 ala Christie lewat beberapa solusi yang juga ala Christie.
Menuju istana kemarin, memang 'berat' untukku. Mengapa berat? Ya ... untukku berat secara fisik. Karena pertama, aku membutuhkan bantuan untuk kesana secara fisik. Aku belum bisa berjalan sendiri apalagi ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Dan aku membutuhkan kursi roda.
Kedua, aku membutuhkan seseorang yang notebene adalah anakku (yang pasti mengerti aku), untuk mrndorong kurdi rodaku. Sehingga belum2 aku sudah merepotkan mas Isjet untul meminta anakku, Michelle, untuk ikut aku ke istana. Walau dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku merasa bersalah karena tempat Michelle untuk mengisi salah satu dati 100 kompasianer yang diundang ke istana, seharusnya bukan diisi olehnya. Tetapi bagaimana?