By Christie Damayanti
[caption id="attachment_397587" align="aligncenter" width="640" caption="Dokumen pribadi"][/caption]
Sebelumnya :
Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss
Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat
Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya …..
Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda
Zurich adalah kota terbesar di Swiss. Terletak di ujung Zurich Lake dan merupakan kota metropolitan. Kota ini merupakan kota tua, tetapi mempunyai fasilitas2 ‘muda’. Artinya, kehidupan kota tua Zurich ini dilengkapi dengan fasilitas2 modern. Termasuk angkutan missal kendaraan umum untuk warganya.
Kualitas hidup warga kota Zurich merupakan yang terkaya di Eropa, dengan pusat2 keuangan terbesar di dunia, meskipun jumlah penduduk relative rendah. Perbankan raksasa itulah yang menjadi pengembangan pusat2 keuangan Swiss terkonsentrasi di Zurich dan tariff pajak yang rendah semakin menarik perusahaan asing untuk mendirikan kantor pusat mereka di Zurich.
Ketika aku disana selama 4 hari, Zurich bersinar cerah! Langit biru dan awan membubung, matahari bersinar cerah ketika siang hari. Menjadikan Zurich seakan surge dunia! Ditambah lagi dengan Zurich Lake ( Zurichsee ).
Zurichsee atau Zurich Lake, terletakpada ketinggian 408 m diatas permukaan laut. Airnya benar2 biru, pantulan langit biru jika sedang cerah, atau air kehijauan ketika agak mendung, memantulkan ganggang hijau dari dalam danau. Cantik! Indah …..
Zurich memang beruntung. Disana merupakan kota metropolitan dunia, yang dikelilingi oleh “landmark alam”, seperti kota ( Zurich ), danau ( Zurichsee ), sungai dan lembah ( Limmat )dan pegunungan ( Alpen ). “landmark alam” ini merupakan konsep tercantik dalam dunia! Swiss merupakan salah satu negara yang sangat sarat dengan “landmark alam”. Dan Zurich adalah salah satu kota yang sangat beruntung!
Kalau Pulau Bali mempunyai peraturan bahwa tinggi bangunan2 tidak boleh melebihi tinggi pohon kelapa, begitu juga di Zurich dengan peraturan sejenis. Peraturan kota Zurich, membatasi ketinggian gedung2 bertingkat.
Sebuah hotel kecil di Zurich. Bangunan seperti ini dengan jendela banyak dan terbuka, merupakan bangunan khas Swiss. Di semua kota, bangunan2 seperti ini sering di jumpai. Tetapi hanya di Swiss …..
Patung di foto atas kanan, merupakan elemen dekoratif semi modern dengan material perunggu, menjadikan detail bangunan Swiss mamp ‘bersaing’ dengan detail bangunan modern.
Di sentraindustri di Altstetten dan Oerlikon, tinggi bangunan hanya boleh 80 meter ( berarti hanya sekitar 20 lantai saja ). Dikawsannya yang lain, bahkan hanya boleh 40 meter saja. Konsep itu adalah karena pada kenyataannya, Zurich hanya mempunyai warga kota tidak lebih dari 390.000 orang saja dengan luas kota sekitar 87,88 km2. Itu berarti, secara tidak langsung, pemerntah kota membatasi penduduk asing tinggal disana. Karena Zurich juga hanya kota kecil ( walau yang terbesar di Swiss ), penduduk asing harus ‘membayar’ untuk bisa tinggal nyaman disana …..
Konsep “40 meter ( sekitar 10 lantai ) sudah cukup”, itulah yang membuat Zurich luar biasa nyaman sebagai kota untuk hidup!
Di Zurich ada sebuah tempat yang merupakan landmark kota, yaitu Münsterhof Square. Munsterhof Square adalah alun-alun kota yang terletak di Lindenhof, pusat sejarah Zürich, Swiss. Terletak di depan Gereja Fraumunster dan dikelilingi oleh bangunan2 gedung abad pertengahan. Kota ini ada sejak sekitar tahun 1881.
Munsterhos Square sendiri menjadi alun-alun kota terbesar di dalam tembok besar kota abad pertengahan di Altstadt Zurich. Menyebberangi Limmat River, menjadi salah satu obyek wisata untuk wisatawan manca negara.
Untukku sendiri, kota tua Zurich merupakan kota yang sangat cantik. Suasana Swiss memang tidak terdapat di kota2 ttua dimanapun, termasuk di Eropa. Pegunungan Alpen yang indah, selalu tertancap di depan mataku. Pegunungan Alpen itu adalah pegunungan tercantik di dunia. Terbukti, banyak sekali perusahaan perfilman dunia mengambil tempat di Alpen untuk film2 mereka. Apalagi Swiss adalah negara yang aman, sehingga konsep Alpen itu sendiri membuat Zurich menjadi tonggak kita Swiss. Dimana jika kita mau ke Swiss adalah Zurich. Dari Zurich, barulah kita mencari tempat2 yang ingin dikunjungi …..
Lihat foto diatas.
Difoto pertama, terlihat bangunan apartemen bertingkat 4 dengan detail bangunan semi klasik. Dan di foto kedua, bangunan Gereja abad pertengahan, sangat mendominasi Gereja2 tua di Zurich ini. Dinding dengan bata polos tanpa ditutup dengan cat, membuat Gereja tua ini justru sangat cantik!
Arsitektur bangunan Swiss memang berbeda dengan arsitektur bangunan2 tua, bahkan bangunan2 di Eropa. Awal kota tua Zurich memang pada abad ke-15, dimana arsitektur bangunan2 abad peertengahan, banyak terpampang disemua ruang di Zurich.
Detail arsitekturnya tidak terlalu rumit, tetapi ada beberapa detail khas Swiss yang tidak ada di detail2 bangunan2 eropa di negara lain.
Swis adalah salah satu negara tua di Eropa yang tetap mau ‘berdamai’ dengan arsitektur modern. Coba lihat foto diatas ini :
Foto pertama :
Terdapat kanopi dengagn desain modern pada bangunan abad pertengahan. Kanopi ini di desain dengan lempeng baja berlunang bulat, sebagai penyangga atap transparan. Jika mau sesuai dengan detail klasik, tidak akan memakai material modern : baja dan atap transparan. Foto kedua :
Ruang istirahat di sebuah Central Travel ( dimana aku membeli tiket2 tour di Swiss ), Merupakan bangunan full modern, dengan rangka baja dan dinding kaca transparan.
Untuk angkutan massalnya, trem merupakan konsep utamanya. Dengan berjajaran dengan kendaraan bus dan pribadi, rel trem mampu bersaing dan ber-komprehensif dengan sangat ‘smooth’. Jaang sekali (atau tidak pernah?) terdengar tabrakan antara trem dengan kendaraan bermotor. Sayangnya, karena trem ini mengandalkan listrik, mejadi kota tua Zurich tidak bisa terbebas dari kabel2 besar melintang di tengah kota …..
Kesejajaran antara trem listrik dengan mobil pribadi di Zurich. Rel2 trem benar2 ‘sejajar’ dengan jalan aspal kendaraan pribadi. Mereka tetap saling menghormati …..
Bagaimana dengan tepi sungai Limmat dan tepi Danau Zurich?
Sepanjang sungai Limmat, pemerintah kota Zurich membangun pedestrian cukup lebar untuk mengakomodasi pejalan kaki. Sehingga kota ini semakin nyaman, dan tidak ada satu pun kendaraan yang boleh berhenti, apalagi memarkir kendaraannya di sepanjang Sungai Limmat.
Di beberapa titik, terdapat dermaga untuk kita dating jika naik kapal sebagai transportasi umum. Tetapi tempat ini pun bisa dicapai dengan mobil pribadi atau trem listrik, melalui jalan darat.
***
Cerita kota tua Zurich memang tidak ada habisnya. Berkeliling kota ini, membuat pikiranku semakin nyaman untuk sebuah semangat. Konsep perkotaan pun aku dapatkan, setelah 4 hari berada di Swiss. Memang tidak gampang, mengubah sebuah kota metropolitas Jakarta menjadi kota cantik di Swiss. Masing2 ada positif dan negatifnya. Tetapi, tidak salah, jika aku mengambil konsep positifnya, dan memasukkan kedalamkonsep kota tua Jakarta ……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H