By Christie Damayanti
Sepertinya, tidak ada orang tua yang tidak bangga pada anak2nya walau kenyataannya tidak bisa manjadi kebanggaan keluarga. Apalagi ibu2. Biasanya ibu2 lebih membanggakan anak2nya ketimbang bapak2 ( benar tidaknya belum dibuktikan ), terlihat dengan ibu2 selalu dekat dengan anak2nya karena ibu tetap selalu mendampingi sewaktu menghadapi kehidupan. Dan ibu yg mengandung dan melahirkan anaknya. Cerita ini adalah tulisan seorang ibu yang sangat bangga akan anak2nya dan selalu mengatakan bahwa 'anaknyalah yang terbaik di dunia' .....
Sejak beberapa tahun lalu, sewaktu anakku yg besar kelas 5 SD dan yang kecil kelas 3 SD, mereka minta untuk mengikuti les musik. Anakku yg besar, laki2 ingin belajar biola, suatu alat musik yg dulu aku ingin belajar tetapi tidak kesampaian karena waktu itu biola sangat mahal dan aku sudah les piano. Sedangkan anakku yg kecil, perempuan, ingin belajar piano, seperti aku.
Sewaktu sedang senang2nya, kedua anakku selalu memperdengarkan 'musik'nya di seantero rumahku, sampai terdengar ke luar. Si kecil, Michelle, memainkan piano yg belum bisa, 'ting tong ting tong' dan si besar, Dennis, memainkan biolanya yg juga belum biasa 'ngak ngek ngok', tetapi heran ..... kami tidak merasakan berisik walau sebenarnya bikin pusing ..... hihihihi ...... tentu itu karena mereka sangat bersemangat memainkan alat2 musiknya dan aku terlalu bangga terhadap mereka !
Karena Dennis belajar memainkan biola yg notebene bisa dibawa kemana2, dia sering mencoba2 biolanya sebelum les dan akhirnya dia bisa memainkannya walau baru beberapa minggu les. Dia bisa memainkan beberapa Minuet yang sederhana dan mulai mempelajari lagu2 masa kini yang dia suka dan lagu2 rohani. Kelihatannya, dia memang berbakat menjadi pemain biola ..... hihihihi ..... ibu yg narsis yaaa .....
Dennis benar2 menikmati biolanya. Kemana2 dibawa dan mencoba2 untuk mempelajari lagu2 baru. Dia mulai menjadi ABG ( anak baru gede ), dan setelah dia SMP, keinginannya bertambah banyak. Dia memang ikut aktif di Gereja kami dan sering diminta untuk menjadi pemusik yg melatar belakangi jemaat bernyanyi, baik di tempat orang2 dewasa juga di Sekolah Minggu Remaja. Dan aku benar2 bangga menjadi ibunya .....
Dennis di biola, mengiringi kebaktian remaja di Gerejaku.
Mulai kelas 2 SMP, dia mulai mencari2 kesempatan untuk mempelajari gitar dan meminta aku mendaftarkannya di sekolah music yang sama. Dia merasa lebih pantas untuk memegang gitar dari pada biola. Memang, dia tetap les biola tetapi lebih konsentrasi ke gitarnya. Dan dia terlihat lebih bisa 'memahami' sahabatnya, yaitu si gitar. Waktu belajar biola memang aku minta, "Belajarlah biola klasik dan nanti akan bisa dengan sendirinya untuk mempelajari pop", dan untuk gitar, dia minta untuk les gitar pop.
Dennis di gitar dan Michelle di vianika, mengiringi pujian di kebaktian di Gerejaku.
Sejak saat itu, Dennis lebih sering membawa gitarnya ketimbang membawa biolanya, dan dia tidak mau lagi les biola tetapi tetap memainkannya untuk pelayanannya di Gereja kami. Dia mulai mempelajari dengan sungguh2 teori2dan prakte dengan gitarnya. Dan dia selale mencari not lagu2 yang dia suka ; lagu2 rohani ( Hillsong, Nikita, dll ) dan lagu2 masa kini yg aku tidak tahu ..... Setiap hari, petikan gitarnya menggema di seluruh rumahku ...... sangat membanggakan dan membahagiakan .....
Lain lagi dengan Michelle. Dia memang selalu mengikuti aku ; dari model rambutku, 'tidak suka makan'ku, kurusku, 'mau jadi arsitek seperti mama' dan juga dia memang mau menjadi pianis amatir seperti aku sebelum tangan kananku tidak / belum bisa digerakkan karena stroke ( lihat tulisanku ..... ). Dulu, kami sering mencontohkan 'bagaimana menjadi pianist', bagaimana ketukan2 yg tertera di buku Beyer, Kuhlau, Bertini, Bach, atau Sonatina yang baru dia pelajari. Dan Kami bermain bersama di iringi dengan ketukan 'metronome' untuk menjaga ketukan tidak 'lari' .....