Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat pada Waktunya...

20 November 2014   18:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

id.berita.yahoo.com

Seperti mesin debit yang harus memencet pin transaksi untuk pembayaran memakai kartu kredit .....

Zurich, 23 Juni 2014

Karena kami memang berencana hanya beristirahat saja sesampainya di Zurich, sebelum memulai 4 hari full berikutnya mengeksplore Swiss, aku pun beberes barang2 bawaan kami. Baju2 kotor disatukan dalam 1 koper, barang belanjaan juga dirapihkan. Termasuk uang Euro di bereskan, karena sering kalki kembalian belanjaan di selipkan ke tas saja, tanpa masuk ke dompet.

Dan ternyata, sebuah masalah cukup besar aku dapatkan .....

Ternyata aku salah perhitungan, benar2 salah! Kupikir, dengan membawa uang cash cukup banyak dalam Euro yang aku tukarkan di Jakarta, aku bisa 'menghemat' belanja lewat kartu kredit. Ya, semula aku tidak mau berbelanja dengan kartu kredit untuk menghindari hutang bertumpuk serta perhitungan kurs ke Rupiah jika aku harus bayar hutangku. Perhitunganku, bisa untuk belanja souvenir.

Masalahnya adalah, aku dengan seenaknya, membayar tour2 cukup banyak di Belanda kemarin, memakai Euro cash! Seakan2 aku punya cash banyak sekali, sehingga tidak memperhitungkannya ..... Padahal tour ke Volendam, Rotterdam, Delft, Madurodam bahkan ke luar negeri di Brussels ( Belgia ), untuk kami bertiga menghabiskan dana ratusan Euro, cash. Sehingga, cash Euro ku menipis .....

Aku mulai sadar, ketika kami belanja souvenir di Brussels. Dennis dan Michelle ingin membwli kaos2 serta sweater Belgia. Ketika aku mau membayar cash, aku sadar bahwa Euro cash ku sudah mulai menipis, sehingga aku memakai kartu kreditku. Dan ternyata juga, ternyata alat otorisasi kartu kredit di Eropa sudah memakai sistim dengan "pin transaksi". Yang membuat aku terbengong2, karena dari beberapa bank yang mengeluarkan kartu kreditku belum memginformasikan demikian!

Akhirnya, aku tetap membayar cash. Tetapi mulai berpikir bahwa cash ku menipis, padahal waktu itu baru beberapa hari wisata. Jadi aku harus memakai kartu kredit.

Ketika aku menghitung cash Euro ku, ternyata aku hanya mempunyai 500 Euro plus beberapa uang kecil! Astaga! Aku semakin berdebar, ketika kita di Brussels waktu itu, tidak ada toko yang menerima kartu kredit TANPA memakai pin transaksi! Tidak mau hanya tanda tangan, walau menyertakan identitas lewat passport! Mereka menerima karu kredit ku jika aku bisa memencet pin di mesin mereka ( seperti mesin debit atm ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun