By Christie Damayanti
[caption id="attachment_284233" align="aligncenter" width="548" caption="perumahanminimalis.com"][/caption]
Sebelumnya : 'Beverly Hills 90210′ : Benarkah Pemukiman Mewah Itu Ada di Jakarta?
Kembalikan 'Beverly Hills' Jakarta! Kembalikan pondok Indah, sebagai kawasan 'MEWAH' Jakarta! Lebay? Tidak juga! ( Lihat jawabannya di akhir artikel ini ).
Kata2 ini bukan karena aku memihak orang2 kaya Jakarta dan seakan2 tidak memihak warga Jakarta kebanyakan, tetapi aku hanya ingin lingkungan Jakarta lebih baik lagi di masa2 yang akan datang. Bukan juga berarti hanya warga Jakarta yang kaya saja, aku berpihak dan tidak memperdulikan warga Jakarta kebanyakan. Tetapi sekali lagi, semata2 aku ingin melihat Jakarta bisa survive dengan permasalahannya yang sangat kompleks, salah satunya adalah peraturan2 tentang fisik arsitektural perkotaan Jakarta yang sekarang benar2 menuju ke 'kehancuran', JIKA kita sama sekali tidak mau peduli!
Setiap kota bahkan negara, mempunyai ciri khas masing2. Warganya yang heterogen, salah satunya yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Strata sosial bisa dari 'A' sampai 'Z'. Bisa dari yang luar biasa kaya sampai tidak tahu lagi, bagaimana menghabiskan uangnya sampai 7 turunan, atau yang luar biasa miskin sampai tidak tahu lagi apa yang bisa ditukar dengan segenggam nasi karena barang2nya, bahkan yang melekat padanya, sudah habis dijual .....
Pemerintah-pun harus bisa mem-fasilitasi semua warga negara atau kotanya. Zoning2 pun di konsep kan yang terbaik, guna merancang kebutuhan kota atau negara yang apik. Jika ada 'Beverly Hills' Jakarta daerah pemukiman warga kota Jakarta yang kaya dan prestisius, pemda juga membangun pemukiman2 warga Jakarta kebanyakan, bahkan puluhan rusunami2 dibangun untuk warga kota yang memang harus dibantu dalam kepemilikan tempat tinggal. Semuanya itu sudah diatur, lebih dari puluhan tahun lalu, salah satunya tentang pembangunan oleh developer2 dengan konsep 1 : 3 : 6, yaitu 1 rumah mewah berbanding 3 rumah standard juga berbanding dengan 6 rumah sederhana. Begitu juga dengan apartemen2 dan rusunami ( lihat tulisanku Sedikit Pemikiran untuk Jakarta : Manajemen Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Fisik Kota - bagian 6 dan bagian 8 ).
Jadi, Pondok Indah sesuai dengan konsep tersebut, apalagi kawasan pemukiman mewah ini 'terbuka' untuk warga kota di sekitarnya dengan membangun fasilitas2 apik sesuai dengan fasum dan fasosnya. Ya, tentu fasilitasnya memang standard pondok Indah, tetapi yang aku ketahui, developer Pondok Indah memenuhi peraturan membangun konsep 1 : 3 : 6, walau bukan di kawasan Pondok Indah. Tetapi bukan ini yang kita mau bahas disini.
Seperti yang sudah aku tuliskan di link sebelumnya, bahwa jalan utama Metro Pondok Indah sekarang sudah tidak mempunyai ciri khas sebuah kawasan mewah, melainkan sama saja dengan kawasan perumahan lainnya dengan sepanjang jalan bisnis2 kecil yang tidak sesuai dengan peraturan perijinan bangunan ( lihat tulisanku Tahukah Kita bahwa Tempat Tinggal Kita Tidak Boleh untuk Berdagang? ).
Kemacetan dari ujung kawasan ini, bahkan mulai dari Radio Dalam atau dari jalan Arteri Pondok Indah, sampai ujung belakang berbatasan dengan jalan tol lingkar luar Jakarta. Kemacetan ini terus trrjadi mulai dari jam berangkat sekolah sampai jam pulang kantor bahkan sampai malam hari. Sama kan dengan kawasan Kelapa Gading? Sebuah kawasan mewah lainnya walau bukan seperti 'Beverly Hills' Jakarta ( lihat tulisanku  'Dunia Glamour dan Gemerlap' Kelapa Gading ).
Dengan meningkatnya bisnis kecil kawasan perumahan serta meningkatnya lebih banyak 'orang kaya' Jakarta, justru untukku adalah menurunnya kualitas hidup di Jakarta dengan semakin banyakya fisik Jakarta yang 'dipaksakan' sebagai dan seakan kebutuhan bagi segelintir warga yang egois. Artinya lagi, semakin banyak warga yang egois dan tidak peduli dengan peraturan, semakin mundurlah kualitas hidup Jakarta!