Â
By Christie Damayanti
Id.hotels.com
Sebelumnya :
‘Wajah Yogyakarta’ ku Sekarang …..
Ketika ‘Eropa’ Pindah ke Yogyakarta
Di artikelku sebelumnya, aku menuliskan tentang sebuah mall bergaya arsitektur klasik tetapi mengambil langgam yang bertabrakan. Antara jaman Romawi dan Yunani kuno, Baroque, Renaissance bahkan kontemporer. Dan masing2 ditonjolkan sekali, sehingga membuat mataku mengernyit ……
Lokasi mall itu sangat central dan masiv, dan bangunan itu sangat ‘bebeng’ (terlalu berat dan besar, tanpa pemikiran tentang estetika sama sekali. Belum lagi, ketidak pedulian sang developer dan sang arsitek, dengan tatanan sebuah tradisi unik di kota Yogyakarta.
Artikel sekarang ini, aku ingin menyoroti hotel2 kelas Bintang 3 kebawah, yang sangat berkembang pesat di Yogya. Hotel2 bintang 3 keatas pun terus menyeruak, menjadikan akomodasi di Yogyakarta lebih mudah mencarinya. Pilihan banyak, dari model dan harga, sesuai dengan kantong masing2.
Untukku sendiri, walaupun aku mempunyai rumah keluarga peninggalan eyang Probo di Surokarsan, aku selalu memilih tinggal di hotel, karena rumah tersebut memang kecil dan fasilitasnya tidak memadahi untuk aku yang cacat ini. Toh, aku selalu datang kesana untuk mengenang sebuah kehidupan masa kecilku yang selalu berada di dalam dekapan eyang Probo.
Jika aku ke Yogya, pilihanku untuk menginap adalah di hotel Bintang 3 kebawah, dan bukan hotel2 baru dengan desain dan fasilitas bak’ di Jakarta. Aku datang ke Yogyakarta, adalah ingin berwisata khas Yogyakarta. Kulinernya, bahkan akomodasinya. Aku tidak mencari kuliner yang ada di Jakarta, dan aku tidak mencari hotel mewah ala Jakarta. Aku hanya ingin bernostalgia tentang Yogyakarta, kota tempat tinggal nenek moyangku.