By Christie Damayanti
Selain Universal Studio dan Walk of Fame, mungkin tidak ada atau jarang yang punya waktu untuk berkeliling kota Hollywood. Karena mereka sudah terbius dengan kehidupan selebritis Hollywood, membuat wisatawan jarang yang berpikir untuk berkeliling koya,sekedar sightseeing …..
Karena kami sering kesana, dan sering pula ke tempat2 wisata, kmi pun menyempatkan untuk berkeliling kota, seperti liburan kali ini.
Hollywood
Hollywood sendiri tidak berbeda dengan kota2 wisata di Amerika. Dengan konsep ‘entertainment’, membuat kota ini dipenuhi oleh ‘lingkaran enterteinment’. Bussiness center (kompleks bisnis yang terdiri banyak retail atau ankor terkenal, seperti Walmat, Target atau Ross) yang merupakan konsep andalan di Amerika, banyak terdapat disana. Sedangkan mall sebenarnya tidak banyak, tetapi lebih kepada ‘shoping street’, yang memang lebih disukai oleh warga Amerika dan Eropa.
Berbeda dengan warga Asia, mereka lebih memilih konsep mall untuk tempat belanja mereka, terutama untuk negra2 beriklim tropis. Karena konsep mall adalah pertokoan di dalam bangunan besar yang full fasilitas AC, sedangkan business center atau shoping street, lebih kepada pertokoan exterior, dan mereka lebih senang terkena matahari
Sedangkan Indoesia, sebagian adalah daratan dan sebagian lagi adalah lautan, yang membuat dataran Indonesia menjadi padat dan semakin sesak ketika warga Indonesia lebih memilih tingga di Pulau Jawa saja …..
Selain kota2 besar di Amerika (minimal ibukota negara bagian dan beberapa kota besar selain itu) yang merupakan pusat bisnis Amerika bahkan dunia, kota2 di Amerika lebih memilih desain bangunan mendatar, alias antara 1 sampai 8 lantai saja. Karena toh mereka mempunyai tanah dataran yang sedemikian luas. Untuk apa mendesain bangunan tinggi, dengan biaya yang lebih mahal dan resiko2 kompleksitas nya yang sedemikian tinggi?
***