By Christie Damayanti
[caption id="attachment_320037" align="aligncenter" width="569" caption="foto.okezone.com"][/caption]
Dalam beberapa minggu inin semua TV menayangkan tentang banjir Jakarta serta semua bencana di Indonesia. Tiap saat, tiap berita dan tiap 'breaking news' adalah tentang bencana, apalagi banjir Jakarta. Begitu juga semua reporter sari semua TV selalu ada di banyak titik bencana dan sering mewawancara orang2 disekitar situ, termasuk mereka yang terkena bencana tersebut.
Biasanya aku hanya sambil lalu saja mendengarnya, apalagi ketika 'pembesar2' bicara tentang banjir Jakarta, menurutku semuanya hanya 'omdo' saja. Sejak dulu katanya mau bergerak untuk menanggulangi banjir tetapi ketika musim berganti kemarau, semuanya dilupakan! Akan dimulai lagi setelah bulan2 akhir tahun. Itupun hanya sekedar mengurusi drainase kecil, BUKAN peremajaan sungai, bukan tentang alokasi pemukiman bantara sungai atau bahkan bukan merubah 'mindset' untuk TIDAK mengijinkan permintaan pemilik modal untuk membangun yang sekedar mencari keuntungan semata saja!
Tetapi ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI, Jakarta sudah mulai berubah. Sebelum musim hujan tiba, peremajaan sungai sudah dimulai, bahkan sejak beliau baru menjabat. Alokasi pemukiman kumuh di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio, bahkan sudah memulai pembangunan 'kampung deret' serta konsep2 alokasi untuk pemukiman di bantaran sungai. Dan aku sangart semangat, ketika Tuhan memberikan Jokowi untuk mulai mengubah dan memulihkan Jakarta .....
Tapi aku bukan pengikut Jokowi, aku hanya mendukung siapapun yang mau peduli untuk pemulihan Jakarta. Lihat tulisanku 'Rekayasa Pencitraan' Jokowi? Hahaha, Masa Bodohlah.....
Sama sekali tidak salah, ketika Ahok berkata dengan berapi2 di salah satu stasiun TV kemarin,
"Sampai matipun, mereka terus akan kebanjiran, karena mereka tinggal di bantaran sungai!"
Aku tersenyum, "Itu aku banget!". Blak2an! Banyak tulisanku tentang itu! Bahwa salah satu cara mengatasi banjir Jakarta adalah meremajakan sungai2 Jakarta, membangun DAS ( Daerah Aliran Sungai = Garis Sepadan Sungai ) termasuk me-alokasi pemukiman dan kegiatan di bantaran sungai. Lihat di salah satu tulisanku : Banjir Jakarta Mulai Reda, tapi....
Tidak banyak warga Jakarta yang berani atau mau peduli dengan blak2an seperti itu. Tetapi aku tidak mau membahas masalah 'keberanian' Ahok. Tetapi ada seorang warga Jakarta yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung di daerah Kampung Pulo. Dia seorang lelaki setengah baya, yang sedang mengungsi karena banjir melanda rumahnya sampai sebatas plafond rumah. Bersama dengan teman2nya, bapak itu sedang ( mungkin ) memikirkan tentang banjir.
Ketika itu reporter mengajak berbicara bapak itu. Bertanya2 tentang banjir dan juga bertanya apakah bapak itu sadar bahwa salah satu penyebab kecil banjir Jakarta adalah ketidak-pedulian tentang membuang sampah sembarangan. Bahkan mereka membuang sampai ke sungai! ( Lihat tulisanku Perbaiki Furniture Bekas, Sampahnya Dibuang ke... Sungai! Ckckck....). Dan bapak itu sepertinya mengakui hal tersebut.