By Christie Damayanti
[caption id="attachment_181660" align="aligncenter" width="454" caption="kalbe.co.id"][/caption]
'Cacat' aku yang lain karena stroke adalah susah untuk menelan atau disebut 'Disfagia'. Sebenarnya, banyak penderita ( yang bukan stroke ) tidak sadar bahwa mereka mengalami disfagia. Tetapi karena aku memang sudah terserang stroke, dan aku mempelajari apa yang 'kurang' pada tubuhku, langsung aku menghubungkan banyak kecacatanku dengan serangan stroke-ku. Dan semuanya aku diskusikan dengan dokter dan terapistku, termasuk diskusi tentang 'susah menelan'.
Setelah stroke 2 tahun lalu, dalam waktu hari pertama terserang sampai 14 hari di Amerika sebelum aku di'pulangkan' ke Indonesia, beratku turun 12 kilogram. Memang, karena aku masih shock dengan keadaanku, dan makananku tidak cocok ke tubuhku ( makanan rumah sakit khusus stroke, lagi! ) serta yang paling utama adalah 'aku sangat susah untuk menelan' .....
Hari ke-4 setelah aku stroke, aku baru diberi cairan lewat mulutku, setelah berhari2 aku di infuse demi memenuhi nutrisi dalam tubuhku ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan...( Bagian 1 ). Begitu aku diminta untuk meminum air putih hangat, aku tersedak .... Begitupun beberapa kali aku diminta meminumnya, aku tetap tersedak ..... wah, bagaimana aku bisa makan, lahhhh ..... minum air biasa saja aku tidak mampu?
Setelah aku sudah bisa minum air putih, dalam beberapa jam, aku mulai diberikan terapi dengan memakan makanan melewati mulutku. Aku diberi es krim, untuk melancarkan tenggorokanku yang memang lumpuh separuh, seperti tubuhku yang juga lumpuh separuh. Lagi2 aku tersedak hebat sampai beberapa saat sebelum aku mulai bisa menelannya ......
*hhhhhhh, mataku sampai berair karena menahan sensai aneh yang ada di tenggorokanku sewaktu mencoba menelan air dan es krim* .....
Dalam referensi yang aku baca, 'disfagia berasar dari bahasa Yunani yang berarti gangguan makan, termasuk juga kepada gangguan proses menelan. Disfagia akan menjadi ancaman seriu terhadap kesehatan seseorang jika ada resiko dehidrasi, penurunan berat badat yang signifikan serta sumbatan jalan pernafasan.
Karena aku memang sedang mengalami recovery atau penyembuhan stroke-ku, aku sangat tahu bahwa 'cacat' disfagia-ku bukan karena banyak sebab ( seperti oto2 menelanku terkena virus atau karena penyumbatan sesuatu dalam tenggorokanku ), tetapi memang karena separuh tubuhku, termasuk separuh jalan nafas serta makanku yang sebelah kanan, mengalami kelumpuhan, sehingga aku berusaha untuk terus 'terapi' diri walau sangat tidak mudah .....
Untuk kasusku yang mengalami cacat menelan, aku tidak diminta untuk pemeriksaan banyak hal, seperti pemeriksaan endoskopi, apalagi pembedahan. Jika dokter ( sampai sekarang ), ang memeriksaku dalam general chek up, dan dia memeriksa tenggorokanku dengan menyorot cahaya senter lewat mulutku, kata dokter, sangat terlihat bahwa jalur makanku ( tenggorokanku ) yang sebelah kanan sedikit 'menutup', sehingga aku hanya bisa menelan ½ dari tenggorokanku untuk menelan ..... Pantas, aku merasa sangat susah untuk menelan, bahkan sampai sekarang!
Sahabat,