By Christie Damayanti
[caption id="attachment_356025" align="aligncenter" width="578" caption="www.e-architect.co.uk"][/caption] Delft memang terkenal sebagai kota pelajar. Aku 'mengenalnya' sejak aku SMP karena teman2 yang lulus SMA banyak yang meneruskan kuliah di Delft, salah satunya beberapa sahabat masa kecil. Dan sedikit kecewa ketika 2x aku ke Holland sebelum ini, 2x juga aku gagal kesana. Baru liburan kali ini saja yang mengabulkan mimpi ke Delft .....
Begitu memasuki kota Delft, suasana berbeda memang menyeruak. Sangat berbeda dari Rotterdam, termasuk desa Volendam, apa lagi dari Amsterdam. Suasana tenang dan bersahaja, bahkan cenderung sepi. Sebelum downtown The Markt, kota Delft laksana desa kecil ditengah keramaian.
Mobil2 hanya sedikit berseliweran, pun terlihat sangat santai. Tetapi ketika bus kami masuk ke lingkungan kampus, mulai ada 'tanda2 kehidupan'. Banyak mahasiswa2 bergerombol. Berjalan cepat atau santai, mengobrol dan beberapa seperti berdiskusi sambil menunjuk2 buku mereka.
Yang terbanyak adalah mahasiswa2 cool sambil naik sepeda. Beberapa bergerombol, sambil tertawa2, beberapa bersepeda sendiri dengan santai, bahkan beberapa dosen memakai jas dan dasi rapih, sambil memakan sandwich, tetap berkendara dengan sepedanya. Suasa yang sepi, semakin membuat aku terkesima, ingin rasanya anak2ku bisa belajar dengan tenang disini .....
Mahasiswa banyak terdapat di aera TU Delft, dengan sebagian besar bersepeda
Sungguh, tidak ada mobil di sekeliling bus wisata kami, waktu itu. Mobil2 itu sudah terparkir entar dari jam berapa. Pun mobil2 itu hanya mobil2 sederhana, bahkan mobil2 dari era tahun 1990-an. Sedikit saja mobil2 baru, pun hanya 'city car'. Tidak ada mobil bagus, apalagi mewah. Sepertinya, warga Delft membeli mobil benar2 untuk kebutuhan dan efisiensinya, bukan untuk eksplositasi kekayaan atau pemuas nafsu saja .....
Mobil sudah terparkir. Mobil2 'city car'.