By Christie Damayanti
[caption id="attachment_328633" align="aligncenter" width="599" caption="Headline kotaksuara.kompasiana.com | www.globalindonesianvoices.com"][/caption]
Tidak penah aku memimpikan untuk sebuah ketenaran dan kekayaan. Mimpiku hanya selalu berhubungan dengan hoby, menyenangkan keluargaku serta sebuah pelayanan pada Tuhan lewat banyak orang, dengan keterbatasanku.
Dalam 4 tahun lebih aku sebagai insan pasca stroke ( IPS ), sungguh aku tidak penah memimpikan lebih dari apa yang bisa aku lakukan sebagai perempuan dengan tubuh lumpuh 1/2 badan kanan, dan sebagai single parent. Mulai ketika Tuhan membangkitkan hidupku untuk terus berkarya, dan sampai sekarangpun aku berusaha untuk terus berkarya, tidak dengan 'janji2 omong kosong'. Melayani banyak orang, tanpa janji, tetapi keinginan untuk membantu .....
Ketika tadi pagi aku memdengarkan berita pagi tentang rumah sakit - rumah sakit ( jiwa ) yang sudah siap menampung 'caleg stres', sungguh! Aku tertawa! Aku benar2 tertawa, tertawa terbahak2! Hahaha ......
Entah, mengapa syaraf tertawa ku tergelitik sedemikian rupa, sampai tidak henti2nya aku tertawa sambil memegang perutku karena ngilu. Padahal, aku hanya sendiri di kamarku, dan aku sampai terguling2 kembali di ranjangku sambil berteriak2 dan tertawa2 .....
Lucu? Ga tahu! Entahlah! Mungkin!
Tetapi aku memang sama sekali tidak peduli dengan dunia politik yang menurutku sangat kotor! Aku sama sekali tidak pernah mendengarkan berita tentang politik, apalagi sekarang2 ini, disetiap sudut berita di media manapun, selalu ada berita kampanye yang, sungguh untukku, sangat memuakkan!
Dengan dana kampanye sampai milyaran rupiah, yang entah darimana asalnya politikus2 yang bergabung dalam calon2 legislatif, berlomba2 untuk memenangkan pemilu. Foto2 mereka yang sering kampungan ( maaf, karena dengan pongahnya menderetkan gelar2 yang katanya gelar akademisnya, walau entah dari kampus mana ), serta membagikan foto2 mereka pada masyarakat! Bahkan di Gerejaku, beberapa minggu belakangan ini, beberapa caleg membagikan kartu namanya, dengan kata2 seperti Pendeta!
Apakah masyarakat menerimanya? Pastinya ada pro dan kontra. Yang jelas, aku semakin muak dengan cara mereka 'menjajakan dirinya' dengan cara kampanye yang akhirnya ( maaf lagi, selama ini sebagian besar caleg hanya mengumbar janji2 kosong, omdo! ) Membuat sebagian masyarakat semakin 'pintar' untuk dibodohi!
***
Untukku, janji pada masing2 individu, janji pada masyarakat, janji pada negara adalah janji kita sendiri pada Tuhan! Janji harus ditepati! Ketika aku mulai sadar bahwa Indonesia tidak sesuai dengan apa yang aku pelajari sejak kecil, aku mulai 'memberontak'. Mulai berpikir dan ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia.