Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

‘Bertambah atau Berkurang’ kah Luas Jalanan Jakarta?

25 Mei 2016   14:18 Diperbarui: 25 Mei 2016   14:27 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari bicara tentang mobil2 terutama kendaraan pribadi di Jakarta, yang memenuhi jalanan ibukota, mari kita bicara tentang panjang dan lebar jalanan Jakarta …..

Prasarana jalan di ibukota termasuk yang harus di reformasi. Pada kenyataannya, dari Pusat Statistik tingkat kebutuhan kendaraan bermotor (terutama untuk kendaraan2 pribadi) beberapa tahun belakangan ini, sangat drastis! Terlebih, banyak sekali rumors2 “orang kaya mendadak”, yang membuat penjualan kendaraan bermotor, bahkan yang paing mewah berharga milyad-an, meningkat tinggi (sekali).

Di Jakarta sendiri terakhir tahun 2015 kemarin, jumlah mobil sudah mencapai sekitar 16,1 juta unit kendaraan, sementara panjang jalan ibukota hanya sekitar 6,95 juta meter saja! Yang arinya lagi, bahwa untuk I unit kendaraan hanya mencapai 0,43 meter saja! Atau jika dibandingka dengan luas jalanan DKI Jakarta yang hanya 48,5 meter2, maka 1 unit kendaraan hanya mencapai 3,02 m2 saja!

Bisa dibayangkan kah?

Jika  mobil kita SEMUANYA berada di jalanan ibukota, panjang jalan Jakarta TIDAK CUKUP UNTUK MENAMPUNG nya! Mobil2 bukan hanya sekedar berhenti saja karena tidak bisa berjalan, tetapi juga 1 MOBIL DENGAN I MOBIL LAIN, BERTUMPUK dalam ¼ tubuh mobil!

Luar biasa!

Lalu, bagaimana jika pemerintah membangun panjang dan lebar jalanan Jakarta, apakah bisa membantu?

Ada beberapa alasan, mengapa aku berkata TIDAK BISA MEMBANTU?

  • Jika 1 jalan layang kota sekian kilometer, seperti Jalan Layang Casablanca yang baru dibuka tahun 2013 lalu ini, memakan waktu pembangunan sekitar 2 tahun, tetapi kran kendaraan bermotor  terus dibuka, ketika jalan itu dibuka itu hanya ‘memindahkan kemacetan’ saja. Terbukti, sekitar 1 tahun setelah itu, macet di atas Jalan layang Casablanca semakin jauh. Bahkan kemarin aku disana jam 8 malam, macetnya mulai naik didepan gedung Sampoerna, sampai turun lagi di depan Kota Kasablanka ….. Sama saja bohong kan? Memindahkan kemacetan …..
  • Lihat tulisanku Jalan Layang Casablanca [Akan] Hanya Memindahkan Kemacetan
  • Berapa banyak panjang dan lebar jalanan ditambah, sementara berapa banyak jumlah kendaraan bermotor masuk ke Jakarta? Bagaimana ahli2 dan pemerintah menghitungnya? Karena jika tidak dihitung, akhirnya seperti sekarang ini. Pembangunan jalanan kota terhambat dengan banyak hal, atau membangun jalan tetapi memakan waktu cukup lama, sementara pertumbuhan kendaraan bermotor, semakin bertambah sangat cepat …..
  • Tetapi jalanan ibukota pun harus dirawat dengan seksama. Ketika jalanan2 itu rusak, bahkan sampai membahayakan pengendara, berarti ada PENGURANGAN PANJANG DAN LEBAR JALAN. Artinya lagi, semakin menumpuklah kendaraan2 bermotor di jalanan ibukota
  • Bagaimana dengan banjir kota? Ketika aspal itu terendam air, makan jalanan kota sangat jelek. Pada kenyataannya sekarang, di beberapa titik ibukota terdapat jalanan rusak karena terendam banjir dan belum diperbaiki. Ini juga menjadi pengurangan panjang dan lebar jalan, karena banjir …..

Jadi, ketika pemerintah berbicaara tentang keinginannya untuk membangun ‘massal-transportation’ di Jakarta, bukan hanya membangun MRT, atau Trans Jakarta, atau konsep2 ‘massal-transportation’ yang lain saja, tetapi harus memperhatikan beberapa kenyataan :

  • Manusia adalah makhluk social, dimana mempunyai KEHENDAK BEBAS. Ada keinginan dalam diri untuk memiliki sesuai, sesuai denan kemampuannya. Bebas untuk membeli rumah dan kebutuhan sehari2, termasuk bebas untuk memiliki berapa banyak dan jenis mobil. Jika keinginan ini terlaksana (kaum berduit), pemerintah pun harus siap dan tanggap untuk fasilitas2 jalan raya, bukan?
  • ‘Massal-transportation’, bukan hanya sekedar mengangkut dan menurunkan penumpang saja, tetapi harus mempunyai karakter sesuai dengan kondisi kota dan fasilitas2 untuk masyarakat, sehingga ‘massal-transportation’ ini, benar2 mampu menyerap kebutuhan warga kota untuk tidak atau mengurangi pemakaian mobil atau kendaraan bermotor pribadi.

Lalu, tentang pembangunan jalan layang kota di beberapa titik :

  • Pemerintah atau perencana kota, seharusnya tidak asal menempati atau membangun jalan layang tetapi tidak sesuai dengan keberadaan bangunan dibawahnya, seperti jalan layang ‘Pangeran Antasari’. Bangunan2 dibawahnya, yang sebagian besar adalah perumahan atau perkantoran kecil, tiang2 jalan layang metutup didepan bangunan2 mereka dan tidak ada pedestrian bagi pejalan kaki yang akan membahayakan …..
  • Lihat tulisanku ‘Fly-Over Pangeran Antasari’, Keren ga sih?
  • Pembangunan jalan layang kota juga harus memikirkan penambahan jalan diujung jalan layang, sehingga tidak menjadikan mobil2 menumpuk dalam ‘bottle-neck’. Artinya, pembangunan jalan layang kota, pun harus disejajari dengan pembangunan jalan di ujung2 jalan turun jalan layang! BUKAN HANYA MEMBANGUN JALAN LAYANG nya saja, tetapi MEMIKIRKAN DAMPAK ‘BOTTLE-NECK’ nya!

Reformasi Jakarta memang harus seluruhnya. Bukan hanya pembangunan fisiknya, tetapi justru dimulai dengan warga kotanya. Karena contohnya seperti pembangunan jalan layang ‘Pangeran Antasari’ ini. Ketika perencana kota belum mendapat ‘pencerahan diri’ untuk mereformasi mentalnya, mereka tidak akan pedulu dengan dampak2nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun