By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Bermula Hanya Menulis di Kompasiana, Berkarya lalu Meluaskan Jaringan di Dunia Internasional
Tidak lama2, rencana Tuhan untuk IDKITA satu persatu terus disempurnakan. Ketika aku menuliskan reportase di acara APEC Women 2013 di Bali beberapa hari lalu, aku sudah mengatakan tentang kesediaan seorang Direktur Utama sebuah bank nasional terkenal di Indonesia untuk berdiskusi dengan IDKITA dalam program2 kami tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak2. Dan waktu itu cepat sekali berlalu, Tuhan langsung memberikan kesempatan untuk menjalankan program2 kami, salah satunya berhubungan dengan sebuah bank .....
Bapak Gatot M.Suwondo. Seorang bapak yang sangat ramah, seorang Direktur Utama Bank BNI 46, mengundang kami untuk berdiskusi yang berhubungan dengan konsep2 kami. Puji Tuhan!
Hari Kamis tanggal 12 September 2013, hari ini jam 9.00 pagi, kami ( aku dan Valentino ) sudah sampai di lobby utama BNI 46 Pusat dan siap meluncur ke lantai 29, kantor direksi BNI 46, tempat Pak Gatot berkantor. Bagitu kami lapor ke reception, mereka mengkonfirmnya lewat sekretarisnya, dan kami dilayani dengan sagat baik!
Sampai lantai 29 pun, para pegawainya menyambut kami dengan sangat sopan, seperti kami pemilik bank tersebut. Mereka mengantar kami ke ruangan pak Gatot, dan pak Gatot menyambut kami dengan sangat ramah. Beliau mengantarkan kami untuk duduk di meja meeting kecil di ruangan beliau, sambil diskusi kami bisa tertawa lepas, tanpa rasa rikuh .....
Pertama2 seperti biasa Valentino selalu menceritakan tentang kita, komunitas kita, kegiatan kita, konsep kita dan program2 kita. Kepedulian kita untuk anak2, remaja dan perempuan dalam komunitas IDKITA ini terus dikumandangkan. Valentino juga menceritakan bahwa komunitas IDKITA merupakan komunitas yang benar2 mandiri, tanpa 'baju' darimanapun sehingga kami bisa menyuarakan dengan lantang tentang apa yang kami inginkan. Bahwa anak2 dan remaja ini harus diproteksi dalam di dunia ICT, begitu juga perempuan2 atau ibu2 mereka yang sebagian besar adalah peremuan2 'gaptek'.
Dengan perempuan2 yang ada di desa2 di Indonesia sekarang ini, sebenarnya mempunyai anak2 dan remaja2 yang sudah berada 5000 langkah di depan mereka, karena anak2 dan remaja2 ini merupakan 'generasi Y'( generasi yang lahir diatas tahun 1990 ), yang kelahirannya sudah dikelilingi oleh gadget2 dan konsumerisme lingkungannya.
Dan ternyata pak Gatot memikili kepedulian yang sama dengan IDKITA. Beliau dengan detail menceritakan tentang perempuan2 yang 'salah langkah' lewat dunia internet. Konsumerisme lewat belanja online, serta justru tertarik dengan rayuan2 'setan internet'.