By Christie Damayanti
www.IntellectualDisabilities.com
Seorang disabilitas intelektual (terlhat dari raut wajah sebagai disabilitas intelektual dengan ‘mongoloid face), tetap mampu untuk bekerja di sebuah pabrik. Karena terbentuk saling pengertian, juga saling membutuhkan, sehingga walau sepertinya tidak mungkin, tetapi sangat dimungkinkan …..
***
Sebenarnya, jenis2 pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan oleh penyandang disabilitas? Karena keterbatasan mereka, aku pun mengerti jika pekerjaan yang menguras fisik terlalu besar, akan tidak dianjurkan sebagai pekerja disabilitas, walaupun justru yang aku tahu, mereka (penyandang disabilitas) memilih pekerjaan fisik karena sebagia besar dari mereka, mereka masih belum masuk di pendidikan tinggi, karena akses pendidikan tinggi di indonesia bagi kaum disabilitas, masih merupakan ‘impian’ …..
Untuk menjamin efisiensi dan efektifitas serta produktivitas bagi semua pekerja disabilitas, tentu saja bagi pekerja itu sendiri dan bagi perusahaan yang menampung pekerja disabilitas, harus melakukan analisa pekerjaan.
Dimana analisa pekerjaan ini akan bisa memberikan pandangan2, informasi2 ataupun saling kebutuhan2 antara pekerja dan perusaaan, untuk mereka masing2 memutuskan dan memastikan bahwa tugas itulah yang terbaik bagi semuanya.
Bagi perusahaan itu sendiri pun,analisa ekerjaan akan sangat membantu untuk menjelaskan syarat2 yang ada bagi posisi tersebut. Jelaslah, TUJUAN UTAMAitu yang merupakan titik awal bagi masing2 dalam memberikan dan berbagi …..
Sebagai Christie, sebagai seorang pekerja dan karyawan disebuah perusahaan besar, dan perusahaan ini benar2 peduli deengan karyawan2nya, mungkin berbeda dengan seorang disabilitas yang belum punya pekerjaan, serta ingin bekerja.
Konsepnya juga mungkin berbeda. Tujuannya pasti adalah sama, yaitu untuk hidup. Mencari uang. Tetapi ada unsur2 yang berbeda, karena ternyata untukku sendiri bukan hanya untuk mencari uang saja, tetapi lebih kepada mencari identitas dan eksistensi diri.
Lebay? Tentu tidak!