By Christie Damayanti
[caption id="attachment_193418" align="aligncenter" width="529" caption="salon.com"][/caption]
Maraknya semua kejahatan di dunia maya terletak pada sifat 'anonim' ( ketidak jelasan dari penulis ) dengan komentar2 yang 'miring', yang sengaja di lakukan seseorang untuk 'membakar', bahkan yang dengan sengaja untuk mem'bully' banyak orang walaupun si penyebar kejahatan tidak ada hubungannya dengan tulisan2 yang sebelumnya di berita dan media2 sosial di dunia maya.
Isu2 yang sering cepat menyebar di media sosial di dunia maya, biasanya menggunakan akun anonim, karena jika si penulis 'terbuka' dengan keberadaannya, dia akan berusaha untuk mempertanggungjawabkan tulisan2nya. Jadi, jika si penulis adalah seseorang yang nyata, berarti dia tidak akan pernah 'mengganggu' orang lain, dan pasti tidak akan bertindak nekad serta berbuat kejahatan. Sehingga, tidaklah heran ketika isu2 dan gosip2 di media sosial dunia maya akan lebih cepat menyebar dan sering kali justru mengalahkan isu di media massa ......
Fenomena akun2 anonim di media sosial dengan identitas yang tidak jelas ini, biasanya akan menyebarkan informasi2 yang sangat kontroversial. Dan dengan akun2 anonim ini, seakan2 menjadi 'dewa' dan 'tuhan' bagi orang2 yang tidak memakai logikanya, dan mau saja di atur oleh seseorang yang tidak jelas keberadaannya. Ya, menurutku, seseorang yang membuat dan menulis dengan akun2 anonim adalah orang2 yang sangat pengecut! Mungkin saja mereka merasa tidak diterima di dunia nyata, mereka akan mencoba eksistensinya di dunia maya. Dan di dunia maya pun tidak di terima, menjadikan mereka 'penjahat' dunia maya .....
Tulisan2 yang kontroverial, celakanya justru menarik banyak minat untuk orang baca, ketimbang tulisan2 yang 'biasa2' saja dan yang sudah banyak disebarkan di media masa dan media sosial yang lain. Tulisan2 kontroversial akan diikuti oleh ribuan followernya, dan ini menjadikan si anonim bertepuk dada karena berhasil dengan 'eksistensinya' sebagai 'jawara' dunia maya. Sangat disayangkan, katika seharusnya si anonim bisa menulis dengan lebih elegan, malahan dia lebih memilih tulisan2 kontroversial yang tidak jelas pertanggung-jawabannya.
Sebenarnya, seberapa percayanya kita ( sebagai orang yang mempunyai akun2 real ) dengan media sosial ini? Lalu, apakah memang akun2 anonim ini lebih bisa menarik pengunjung lewat tulisan2 kontroversialnya, sehingga tulisan2 itu 'booming' dan sering menjadi bahan pembicaraan di dunia maya bahkan di dunia nyata? Dan nyata2nya, tulisan2 kontroversialnya, membuat banyak orang terbelalak, walaupun belum pasti kebenarannya.
Kenyataannya, ketika aku bertanya kepada beberapa teman serta beberapa sumber, akun2 anonim cukup diminati oleh media sosial di Indonesia, walaupun mereka hanya sedikit yang percaya pada infomasi dari akun abal2 itu. Mereka tidak percaya, tetapi mereka menyukai isu2 dan gosip2 untuk 'penyegaran' dari permasalahan2 yang ada. Gosip memang 'digosok semakin sip', bukan? Dan mereka cukup 'toleran' dengan keberadaan akun2 anonim, asalak mereka sendiri tidak terkena dampaknya! Seperti biasa, manusia akan bersorak sorai dengan kemalangan yang menimpa orang lain, jika orang2 yang ditimpa kemalangan itu orang2 yang tidak disukainya ..... dan menurutku, sangat disayangkan ..... bawa seharusnya, kita memberantas akun2 anonim ini, walaupun tidak mudah memang. Tetapi, setidaknya, kita jangan ambil pusing dengan berita2 kontroversialnya, karena semakin kita bernafsu membacanya, semakin senanglah si akun anonim itu ......
Akun anonim layaknya 'surat kaleng'. Biasanya, akun anonim membuat korbannya sampai tidak berkutik, karena namanya saja 'surat kaleng', apapun yang ditulis, sama sekali tidak ada tanggung jawabnya, sehingga seharusnya apapun yang ditulis seeorang dengan akun abal2 ( anonim ), jangan ditanggapi karena semakin ditanggapi, semakin senanglah dia, padalah yang ditulisnya tanpa bisa dipertanggung jawabkan .....
Ini adalah kehidupan dewasa, seseorang yang menulis tanpa nama, biasanya mungkin karena balas dendam atau iseng belaka. Tetapi, akankah masalah akun anonim bisa menulari anak2 dan remaja kita? Apakah anak2 dan remaja kita sudah pernah atau 'bisa' membuat akun anonim? Mungkin bisa saja, apalagi anak2 dan remaja sangat cepat untuk mempelajari tindak tanduk orang dewasa. Dan justru, kita tidak menginginkan bahwa anak2 dan remaja kita senang membuat akun2 tanpa nama .......
Sebagai orang tua, kita harus mengajarkan untuk anak2 dan remaja kita untuk jangan berani2 membuat akun anonim, dan katakan bahwa jika membuat akun2 anonim, kita akan menjadi seorang pengecut, bahkan sangat pengecut! Berikan pengertian, bahwa semua yang kita lakukan, dalam hal apapun, harus bertanggung jawab. Dari hal2 yang kecil, apalagi hal2 yang besar. Bertanggung jawab kepada siapa? Ya, bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, lingkungan kita dan yang terpenting adalah bertanggung jawab kepada Tuhan .....