By Christie Damayanti
                                     Aku di area perbelanjaan di Binnenwegplein, Rotterdam Centrum
Salah satu fungsi Rotterdam yang disebut denagn "kota seribu wajah" adalah kota belanja. Eropa memang sangat dikenal sebagai "kota belanja" di pinggir jalan. Karena Eropa merupakan benua ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu, yang sebagian besar aalah kota heritage.
Dengan konsep kota heritage ini, membuat mereka tidak bisa bahkan tidak boleh sembarangan untuk membongkar apalag membangun. Sehingga, ketika jaman itu belum ada mall, pusat perbelanjaan mereka ada di pinggir jalan, yang disebut shopping street.
Tetapi justru konsep shopping street menjadi "panutan" bagi benya2 yang berbeda, setelah mereka capek dengan berbagai ragam bangunan besar untuk pusat perbelanjaan.
Karena aku pun merasakan sendiri ketika kita berbelanja di ruang terbuka dunia, akan sangat semangat apalagi dengan angin sepoi dan warna warni natural yang segar, disbanding dengan berada di dalam bangunan besar, secantik apapun.
Aku merasa terkukung jika belanja di mall, lama kelamaan. Dan tidak tahu bahkan tenyata diluar sedang hujan atau panas Terik. Sehingga ketika kita keuar mall, kita akan kaget denganberbagai perubahan cuaca.
Tidak melihat siang dan malam, karena di mall semuanya sama saja dengan berbagai lampu dekoratif yang berbinar2. Sehingga, setelah aku dewasa dan menjadi seorang arsitek, jelas sekali keinginanku adalah belanja di ruang terbuka. Tentu dengagn berbagai aksesibilitas untukku dan kursi rodaku.
Rotterdam adalah kota perbelanjaan terbesar ke-2 di Belanda, dengan toko2 yang buka 7 hari seminggu, sehingga kita dapat berbelanja sepuasnya.
Catatan :
Ketika aku keliling Eropa pertama kali dengan kedua orangtuaku dan kedua adik2ku, Eropa tidak membuka pertokoannya sampai malam. Jam 6.00 sore, sudah tutup, sehingga malam hari kami hanya berjalan2 saja atau di hotel. Untuk warga local, malam hari benar2 untuk istirahat di rumah, Bersama handai tolan atau bersenang2 di caf atau bar.