Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Tentang Transportasi Umum di Belanda dan Rencanaku yang Astaga!

30 November 2024   11:55 Diperbarui: 30 November 2024   13:00 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu turun ke Stasiun kereta Schipol, suasana cukup ramai karena memang terintegrasi antara bandara Schipol dan stassiunkereta nya. Jadi, bagi warga Belanda yang memang sibuk terbang dan naik kereta sebagai pekerja, atau turis asing seperti aku, pasti memilih mencari transportasi termurah untuk pulang pergi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Integrasi antara airport dan stasiun kereta. Diatas bandara, dibawah stasiun kereta dengan lift dan berbagai signage yang cukup bisa dimengerti karena dalam Bahasa Inggris .....

 

Karena, pada kenyataannya transportasi di Eropa atau di negara2 lainnya memang sudah terintegrasi semuanya.

Sewaktu aku ke Eropa kemarin2, karena tujuannya adalah traveling dengan keluargaku, atau tugas2 kerjaanku, aku tidak berpikir tentangn "murah", yang penting cepat sampai. Dibandingkan dengan harus bersusah payah mempelajari transportasi umum, yang akhirnya tetap saja susah untuk membawa2 koper karena tidak dekat dari hotel, sehingga aku pasti mencari taxi, walau aku tahu harganya mahal (sekali).

Ketika traveling berkali2 ke Eropa dalam tugas kerjaan, aku sama sekali tidak berpikir banyak. Karena, semuanya di back-up oleh kerjaan itu sendiri. Cash sangat banyak, jika habis pun, bisa transfer lagi. Karena itu adalah tugas kerjaan.

Ketika tahun 2014 aku di Eropa selama 1 bulan dengan Dennis dan Michelle anak2ku, aku ingat sekali. Dari Schipol Airport sampai pagi, waktu yang sama seperti saat ini, dan kami langsung mencari taxi yang bertebaran di depan airport, dibantu oleh petugas bandara karena aku masih menjadi tanggung jawab bandara sebelum keluar dari bandara, sebagai disabilitas.

Begitu si petugas bandara merekomendasikan sebuah taxi seperti Alpard yang besar untuk membawa kami bertiga dengan 1 kursi roda dan 3 koper besar serta 3 koper cabin dari Schipol Airport ke Damraak Amsterdam, menuju Hotel Floris di tepi Amstel River, dengan jarak tempuh sekitar 22 km dan memakan waktu sekitar 30 menit, berapa harga yang harus aku bayar???

Saat itu tahun 2014, aku ingat sekali aku harus membayar sekitar 3,5 juta Rupiah (aku lupa nilai kurs Euro nya saat itu, tetapi aku kaget sekali harus membayar jika di kurs adalah sebesar itu!).

Yah, memang begitu kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun