By Christie Damayanti
Terpikir tidak, ketika kita memasuki sebuah lobby kecil dan gelap dengagn pintu 2 daun bermaterialkan besi tua berkarat, tanpa jendelan dan ventilasi sama sekali?
Sebuah lobby tua dari hunian apatemen peninggalan Soviet, yang harus di renovasi dengan berbagai alasan bagi penghuni untuk bisa bertempat tinggal yang lebih bail, lebih nyaman dan juga aman dari "serangan" bau aneh. Tanpa matahari dan tanpa aliran udara .....
***
Secara arsitektur, sebuah lobby atau ruang penerima untuk masuk ke suatu ruang dan lobby adalah sebuah ruang Bersama untuk perkantoran, perumahan, apartemen, hotel atau apapun, merupakan asset terpenting bagi bisnis (atau sekedar branding pribadi) untuk mempromosikan identitas dan budaya merek.
Gagasan untuk sekadar meletakkan meja di sudut sudah basi, dan segera digantikan oleh model inklusif dengan pendekatan baru terhadap desain resepsionis. Dan itu memang sangat standar untuk sebuah lobby, karena lobby juga merupakan ruang penerima dengan sesuatu atau seseorang yang bisa "menerima" .....
Peran sebuah lobby secara fisik kini cukup penting. Selain keamanan dan pertukaran informasi, lobby berkembang menjadi ruang untuk berjualan, ruang pameran dan acara, perpustakaan, ruang penyimpanan, dan lingkungan yang ramah untuk berbisnis di luar kantor. Dan saat ini, desainer interior harus memfasilitasi lingkungan informal dan multifungsi ini.
Misalnya,
Mencerminkan nilai dan budaya dan branding,
Menciptakan ruang sosial informal yang membuat orang ingin menghabiskan waktu di sana,
Menjadi jantung bangunan untuk memandu pengunjung secara visual,