By Christie Damayanti
                                                          Dokumentasi pribadi
             Bedok, area permukiman modern tetapi dalam Sejarah sudah ada permukiman sejak abad ke-14 di Singapore .....
Â
Adakah kita jalan2 blusukan ke daerah2non-wisata, jika kita keluar negeri?
Pasti tidak, karena ngapain blusukan ke "perkampungan" perkotaan, jika masih banyak distinasi wisata yang terhampar di drpan kita? Buang2 waktu, buang2 uang dan buang2 kesempatan untuk bisa menjelajah destinasi2 wisata yang luar biasa di negara tujuan kita, kan?
Sebenarnya, itu juga yang aku pikirkan jika ke luar negerinya memang untuk traveling. Tetapi berkali2 aku ke Singapore tahun 2022 dan awal 2023 ini, bukan hanya traveling tetapi untuk survey, research dan pengamatan tentang berbagai hal tentang perkotaan terutama tentang aksesibilitas dan fasilitas untuk disabilitas dan priorotas.
Tetapi, blusukannya pasti terarah, apalagi jika blusukan ke aera2 yang memang baru seperti Punggol dan Sengkang, area kota baru untuk kehidupan cluster2 apartemen bagi warga Singapore.
Atau tempat2 unik wisata tetapi blusukan bukan ke tempat wisatanya, tetapi masuk ke gank2 kecil untuk menemukan "sesuatu" yang menarik bagi survey, research dan pengamatanku.
Dan, kalau aku tidak mengenal mas Kardy Chiu sebagai "malaikat penolongku" selama aku di Singapore puluhan kali, aku pun tidak akan berpikir naik MRT ke pelosok yang pasti hanya sekedar daerah permukiman lama yang tidak terlalu menarik.
Bedok?Â