Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Permukiman Modern "Sengkang" dengan Ratusan Apartemen dan Segala Fasilitas Perkotaannya

16 Januari 2024   10:52 Diperbarui: 17 Januari 2024   10:22 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi googlemaps.com - Jalur kereta MRT dari Paya Lebar ke Sengkang, 1 stasiun terkhir ke Punggol, dengan waktu tempuh 41 menit

By Christie Damayanti

Di hari kedua Bersama Harono Wu, ex mahasiswaq ku di Singapore setelah seharian kemarin saat itu, aku diundang keliling SIT Singapore Institute of Technolory, hari ini saat itu aku diajak keliling Sengkang, sebuah area yang di desain untuk permukiman Singapore modern. Dan, aku benar2 excited!

Sengkang adalah sebuah kawasan perencanaan dan kota pemukiman yang terletak di Wilayah Timur Laut Singapura. Kota satelit ini merupakan kota terpadat kedua di wilayah ini, Timur Laut Singapore. Sengkang berbatasan dengan Seletar dan Punggol di utara, Pasir Ris dan Paya Lebar di timur, Hougang dan Serangoon di selatan, serta Yishun dan Ang Mo Kio di barat.

Semua memang sangat menarik untukku dan selain Sengkang ini, ke Singapore sebelumnya aku berkeliling Punggol, Paya Lebar dan beberapa artikel sebelumnya aku juga berkeliling Ang Mo Kio.

Awalnya, Sengkang merupakan desa nelayan, kawasan ini mengalami perkembangan pesat di bawah ambisi Badan Perumahan dan Pembangunan (HDB)Singapore untuk mengubahnya menjadi kawasan perumahan yang sepenuhnya.

Aku mengerti, mengapa Singapore benar2 membangun kota dan negaranya untuk permukiman2 baru. Cluster2 apartemen ratusan tower sudat terbangun di Punggol dan Sengkang. Belum lagi di area batar, Redhill.

Punggol dan Sengkang memang  dibangun baru, diperuntukan kepada warga Singapore muda dan desainnya pun disesuaikan untuk mereka agar mereka tidak meninggalkan Singapore. Harganya punj relative terjangkau.

Tetap8i di Redhill, memang merupakan cluster2 apartemen juga tetapi agak lebih mahal, karena diperuntukkan untuk eksekutif2 muda yang bekerja. Daeranya sudah "jadi" dan lebih tenang serta tentram. Sementara di Punggol dan Sengkang, lebih "berisik" kas anak2 muda dan keluarga muda.

Sengkang sendiri adalah kota pemukiman utama sebagaimana didefinisikan oleh Urban Redevelopment Authority (URA), sebuah badan negara yang berhubungan dengan membangun urban Singapore.

Dan, di URA aku belajar banyak tentang bagaimana Singapore mampu mengelola kota dan negaranya menjadi sangat baik. Aku melihat Singapore setara dengan Jakarta, walau Singapore sedikit lebih kecil dari Jakarta.

Ketika aku membayangkan Singapore = dengan Jakarta, aku banyak berpikir, bagaimana aku bisa membawa konsep2 cantik di Singapore, terutama dari dsain2 permukiman2 barunya, seperti Punggol dan Sengkang.

Area Sengkang memiliki banyak penduduk terutama penduduk muda, termasuk Hartono W di salah satu apartemennya, yang sebagian besar merupakan penduduk pekerja. Fasilitas2 nya mumpuni, semua fasilitas2 umum perkotaan ada disana. Sehingga memang jika tinggal disana, warga Sengkang tidak harus kemana2 sehingga mengurangi kepadatan yang bertumpuk di downtown Singapore.

Sewaqktu aku dan Hartono Wu  keliling Sengkang denagn jalur terujung kedua setelah Punggol, aku semakin terpana betapa Sengkang benar2 jauh melebihi Jakarta. Demikian juga Punggol. Sebuah kota satelit yang bukan seperti kota tetapi bagaimana Singapore menerapkan "kota khas Sigapore" tanpa harus mengambil konsep dari barat.

Itu yang terjadi di Jakarta. Kota satelit semacam BSD, kelapa Gading, PIK mengambil konsep2 barat seperti kota2 modern full hedonis. Warga muda Jakarta di didik hedonis sejak kecil dan remaja denagn orangtuanya membeli rumah di kota2 satelit jaman dahulu, dan developer pun tetap membangun kota2 satelit modern yang semakin modern, termasuk gaya hidupmya.

Jika PIK membangun cluster2 landed house dengan tema nama dari luar negeri, dengan desain yang dikategorikan sama dengan nama temanya, tentu saja akan mendidik warga muda tentang negara2 tersebut. Tetapi, TIDAK ADA TEMA DAN NAMA KAS INDONESIA.

Contoh saja, cluster landed house tema nama epang, China, Belanda, Amerika dam sebagainya, tetapi developer sepertinya rishi dengan tema nama Indonesia seperti Bali, Sumatera, Sulawesi atau Papua.

Developer mendidik wargta Jakarta terutama anak2 muda Jakarta hanya mengarah keluar tanpa belajar untuk mencintai nama2 negeri sendiri ......

Sedangkan Singapore,

Ya benar, Singapore membangun kota2 satelit dengan cluster2 apartemen modern tetapi yang modern nya adalah "smart building", sedangkan komunitas dan sosialna jika kita ke kota2 satelit Singapore seperti Punggol, Sengkang atau Redhill, tidak terlihat "modern", tetapi justru khas Singapore-an.

Aku merasakan sekali hal seperti itu. Aku berkelilng selama beberapakali ke Singapore. Berkeliling di Punggol. Sengkang bahkan ke Redhill. Semuanya khas Singapore. Bahkan, nama2 tema nya khas Singapore atau China karena memang Singapore berpenduduk dari semua bangsa di dunia.

Di Sengkang, mengalir 2 sungai, yaitu Sungai Punggol dan Sungai Serangoon, dengan penghubung DAS Daerah Aliran Sungai hijau di sepanjang tepiannya, Mereka menghubungkan kawasan perumahan dengan taman lingkungan seperti Sengkang Riverside Park, serta Kompleks Renang Sengkang, Stadion Hoki Sengkang, dan beberapa Pusat Komunitas.

Di Sengkang juga mempunyai banyak taman2 kota, sebagai paru2 kota area Sengkang. Taman2 kota Sengkang dan juga di Punggol serta Redhill memang melayani kebutuhan rekreasi warga local. Dan salah satu taman di Sengkang Bernama Sengkang Compassvale, merupakan ruang hijau yang memanjang, dan dibuat sepanjang jalan laying LRT.

Fasilitas transportasi umum utama di Sengkang dibangun bersamaan dengan pembangunan perumahan umum utama. Terowongan kereta commuter utama Singapore yang berat melalui Sengkang dan infrastruktur jalur layang LRT Sengkang dalam kota dikembangkan seiring dengan dibangunnya blok perumahan umum yang ada pada akhir tahun 1990-an.

Jadi, ketika aku pagi saat itu janjian dengagn Harono Wu bertemu lamgsung di Sengkang, aku naik ketera MRT dari Joo Chiat menuju Sengkang jalur berwarna ungu. Dan turun 1 stasiun sebelum Punggol. Dari situ, sudah terlihat bagaimana luas dan huge nya raksasa Sengkang. Dengan ratusan cluster2 apartemen dengan nama tema khas Singapore dan "pasar" yang berbeda. Karena, ada pasar untuk prioritas atau lansia dengan fasilitas2 apattemen yang berbeda.

Dokumentasi googlemaps.com - Jalur kereta MRT dari Paya Lebar ke Sengkang, 1 stasiun terkhir ke Punggol, dengan waktu tempuh 41 menit
Dokumentasi googlemaps.com - Jalur kereta MRT dari Paya Lebar ke Sengkang, 1 stasiun terkhir ke Punggol, dengan waktu tempuh 41 menit

sengkang-65a5fd2dc57afb646d62b632.jpg
sengkang-65a5fd2dc57afb646d62b632.jpg
Dokumentasi googlemaps.com - Jalur MRT dari Paya Lebar ke Sengkang, melewati berapa stasiun dan pindah kereta menuju Sengkang

Untuk masuk ke masing2 cluster, karena sangat luas pemerintah Singapore membangun LRT berkeliling ke masing2 cluster, Jadi jika di Jakarta untuk berkeliling sebuah perumahan ada bus, kalua di Singapore ada LRT.

Ok, aku akan menjabarkan masing2 ceritaku diatasw dengan berbagai foto  untuk memberi informasi, betapa Singapore mampu membawa kota dan negaranya menjadi salah satu negara termoern di dunia, tetapi tetap membawa nama SINGAPORE dengan gaya tradisional mereka

Dan, aku semakin iri untuk Jakarta ku ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun