By Christie Damayanti
Nagoya memang tidak termasuk kota tujuan wisata kelas 1 di Jepang, padahal kota Nagoya termasuk kota ke-4 terbesar dan sangat terkenal dengan produksi2 teknologinya.
Nagoya terletak di pantai Pasifik di tengah Honshu, kota ini adalah ibu kota dan kota terpadat di Prefektur Aichi, dan merupakan salah satu pelabuhan utama Jepang bersama dengan pelabuhan Tokyo, Osaka, Kobe, Yokohama, dan Chiba. Kota ini adalah kota utama di wilayah metropolitan Chky, yang merupakan wilayah metropolitan terpadat ke-3 di Jepang.
Tetapi,
Ternyata aku juga tidak berpikir untuk datang ke Nagoya, jika bukan karena sebuah undangan dari salah satu teman Facebopok ku yang aku memang sudah lama ingin bertemu, bertahun2 sebelumnya, ketika aku baru tahun bahwa dia adalah desainer robot raksasa kebanggaan Jepang, Gundam
Nama kota ini secara historis ditulis sebagai Nagoya. Salah satu kemungkinan asal usulnya adalah kata sifat nagoyaka, yang berarti 'tenang'. Mungkin, "tenang" ini karena salah satu distrik di Nagoya ada Yagoto, sebuah koya dengan pemakaman umum terbesar di Nagoya.
Dan, ada nama Chky, dimana aku datang ke Nagoya atas undangan seorang professor dari Indonesia yang pernah belajar di Jepang sejak beliau lulus SMA dan sampai sekarang tinggal disana, serta mengharumkan nama Indonesia lewat karya2nya yang luar biasa!
Universitas Chukyo adalah tujuanku ketika aku ke Nagoya, memenuhi undangan Profesor Pitoyo Hartono. Dan, ternyata nama Chukyo juga digunakan untuk menyebut kota Nagoya untuk Kawasan Industri Chukyo, Wilayah Metropolitan Chukyo Televisi Chukyo, Universitas Chukyo dan Arena Balap Chukyo.
Dokumenasi pribadi - Bangunan2 utama sepanjang jalan Yagoto, adalah Universitas Chukyo, Nagoya
Â
Aku sendiri, belum tahu banget tentang Nagoya karena saat ini au hanya baru memenuhi undangan ke Universitas Chukyo. Sehingga aku belum bisa bercerita banyak tentang Nagoya. Yang jelas, secara umum Nagoya untukku hamper sama dengan kota2 besar lainnya di Jepang.
Bedanya, ketika aku sampai disana dan keluar dari Stasiun Yagoto menuju Universitas Chukyo, aku melihat banyak sekali lahan2 sampai jauh diujung sana, merupakan kuburan! Luas sekalu, kuburan khas Jepang dengan beton2 mewahnya, sehingga aku banyak bertanya2 tentang ini.
Mengapa kuburan?
***
Yagoto sendiri merupakan salah satu distrik di kota metropolitan Nagoya.
Selama zaman Edo, kawasan ini berkembang pesat sebagai kawasan ziarah kuburan dengan berbagai kuil, yang paling sentral adalah Ksh-ji. Kuil lain di sekitar Ksh-ji adalah Tokurin-ji, Saiko-in, Josh-ji, Seigan-ji, Kshin-ji, Hju-in, dan Kuil Hansobo, meskipun banyak yang dipindahkan ke sini selama Perang Dunia II. Wikipedia.
Di Yagoto, terdapat berbagai universitas dan fasilitas pendidikan di dirikan di sini. Di utara Yagoto di distrik Yotsuya dan Yamanote-dori terdapat Universitas Chukyo, dan kampus Universitas Nagoya dan Universitas Nanzan.
Daerah ini juga memiliki berbagai area perbelanjaan, seperti department store besar Aeon, yang saat itu aku makan siang sendirian disana, sambil menunggu waktu janjianku denagn Profesof Pitoyo Hantono.
Sepanjang jalan dari aku keluar dari Stasiin Yagoto, Universitas Chukyo sangat besar dan panjang yang memenuhi area kehidupan disana.
Nah, pertanyaanku tentang kuburan memang belum terjawab dengan puas, tetapi ternyata memang Yagoto merupakan "kota kuburan" yang merupakan kuburan terbesar di Nagoya! Ya! Aku melihat denagn jelas, sepanjang mata memandang, semuanya adalah kuburan, dan tidak terlihat "mengerikan" .....
Dokumentasi pribadi - Kuburan2 di Yagoto meluber sampai di jalan utama. Bersih, rapih dan terlihat mewah dengan beton2 tinggi, khas kuburan Jepang .....
Â
Pemakaman Yagoto  adalah merupakan pemakaman terbesar di Nagoya, Jepang bagian tengah. Terletak di lingkungan Yagoto. Pemakaman ini, yang didirikan pada tahun 1915 pada era Taish,bersifat sipil dalam arti bahwa setiap penduduk Nagoya, apapun orientasi agamanya, dapat mengajukan permohonan untuk mendapat tempat di sana.
Jenazah orang yang meninggal dapat dikremasi di krematorium kuburan dan abunya dikuburkan di makam. Sebagian besar makam tersebut merupakan makam keluarga.
Aku sempatkan berkeliling tidak terlalu jauh dalam lingkaran pemakaman disana. Saat itu adalah hari kerja dan suasananya cukup sepi. Baru sekitar jam 10.00 pagi, dengan matahari bersinar cerah serta langit biru cerah diatas sana.
Tidak, aku tidak takut. Tetapi, sepi yang membuat aku "takit". Semakin kedalam, semakin tidak ada suara2 yang dari pintu masuk, masih ada suara2 orang berjalan, sepeda atau suara2 mobil. Tetapi, setelah masuk ke dalam semakin jauh, sungguh suara2 itu hanya tinggal sedikit desiran angin saja dan mataku hanya melihat kuburan2 beton tinggi saja .....
Aku memutuskan kembali ke jalan utama Yagoto, karena bisa saja aku tersesat di lingkarang kuburan tersebut, dan tidak bisa keluar. Tidak ada orang yang kulihat, jadi aku memturukan kembali ke jalan utama.
Cerita tentang Yagoto "kota kuburan", akan kubahas setelah artikel ini ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H