By Christie Damayanti
 Perjalanan naik Shinkansen Tokaido -- Senyo dari Tokyo ke Nagoya, sebenarnya tidak lama. Hanya sekitar 2 jam, dari masuk stasiun sampai kelar stasiun. Karena, didalam Shinkansennya, hanya sekitar 1 jam 40 menit saja.
Tetapi, bukan aku jikla aku tidak mau tahu tentang apapaun di sekilingku!
Karena saat itu adalah hari kerja, Shinkansen tidak terlalu penuh. Hanya beberapa eksekutif2 yang naik Shinkansen dari Tokyo ke Nagoya, untuk bekerja atau meeting.
Jika naik Shinkansen bukan sebagai turis, adalah sangat mahal, sekotar 10.000 Yen sekali naik, lalu kembali 10.000 Yen, totoal 20.000 Yen, tentu saja para eksekutif yang bolak balik naik Shinkansen adalah berada dalam top manajemen.
Jika pekerja bissa, jika tidak disponsori perusahaannya naik Shinkansen, mereka naik commuter atau bus, yang tarif nya jauh lebih murah, atau ngekos di Nagoya ......
Mataku celingak celinguk memandang sekelilingku. Suasana yang tenang sekali. Oya, jika naik kendaraan umum di Jepang, kami tidak boleh bersuara, apalagi keras2. Bahkan, jika terima telpon pun, harus berbisik2, menjadikan semua kereta dan bus seperti kuburan! Sunyi, hanya ada suara mesin kereta atau bus saja.
Sebenarnya, aku tidak ingin ke toilet tetapi aku selalu ingin masuk ke toilet disabled untuk melihat fasilitas2 yang ada dari setiap kereka Shinkansen yang aku naiki. Karena, tidak semua Shinkansen punya fasilitas toilet yang sama. Semua ada toilet disabled, tetapi seringkali berbeda.
Nah, kali ini sepertinya Shinkansen yang aku naiki, berbeda toilet disabilitas nya dan aku ingin menjenguk kesana.
Aku berdiri perlahan dan tubuhku kutempelkan ke kursi supaya aku tegap karena kereta agak bergoysng. Inat, Shinkansen adlah kereta peliru, dimana bergerak dengan sangat cepat, entah apakah rodanya menempel dengan rel atau tidak, tetapi yang jelas kita tetap harus berhati2 jika mau berdiri dan berjalan. Apalagi untukku yang lumpuh tubuh kanan, kan?