By Christie Damayanti
Â
Fushimi Inari Taisha adalah kuil utama di kota kecil Inari, dimana mereka warga Jepang yang menyembah dewa beras, sake dan kemakmuran serta pelindung bisnis, pedagang, dan produsen.
Kuil ini terletak di kaki Gunung Inari dan mencakup banyak sub kuil yang lebih kecil yang membentang 4 kilometer ke atas gunung setinggi 233 meter. Kompleks kuil ini memang sangat berbukit2 yang aku tuliskan di beberapa artikel sebelumnya.
Setiap gerbang kuil Torii berwarna orange yang terkenal, di sumbangkan oleh individu atau bisnis Jepang dengan harapan menerima keberuntungan dan keberuntungan. Nama donor tertulis dengan tinta hitam di bagian belakang setiap gerbang.
Jadi, ketika aku "membaca" tulisan Jepang di setiap Torii atau pintu gerbang berwarna orange itu, aku membaca dengan scan-transleter di hp ku, aku membaca nama2 orang yang ternyata merupakan nama si penyumbang Torii tersebut.
Ada puluhan bahkan ratusan penyumbang Torii orange itu, dengan banyak harapan tentang kemakmuran dan keberuntungan untuk si penyumbang .....
Kuil Fushimi Inari Taisha ini didirikan pada tahun 711, menjadikannya salah satu landmark tertua dan paling bersejarah di Kyoto. Didirikan di bukit Inariyama di barat daya Kyoto oleh keluarga Hata, pindah ke lokasi yang sekarang pada tahun 816.
Dan ternyata, ada kisah menarik yang melekat pada asal usul kuil. Legenda mengatakan, kue beras ditembak ke udara, yang berubah menjadi angsa dan terbang menjauh, akhirnya mendarat di puncak gunung, di mana padi tumbu. Menurut warga Jepang, itu adalah pertanda baik di Jepang. Hal ini menyebabkan dewa Inari Okami (atau dewa dewa beras) diabadikan di dataran tinggi dan awal Fushimi Inari Taisha.