Travelling adalah hobiku. Sebagian tabunganku hanya untuk travelling. Aku sudah pernah  berada di 4 benua, dengan 44 negara, dan beberapa negara dan kota lebih dari 2x, 3x sampai belasan kali. Bahkan Amerika sudah puluhan kali.
Sombong? Bukan!Â
Travelling itu bukan untuk gaya dan prestise. Tetapi justru untuk membuka wawasan tentang suatu kota atau negara. Dan dari travelling itulah, aku menimba banyak sekali ilmu ......
Ketika bapak masih ada dan aku masih kecil, jika travelling bapak mengajak aku untuk melakukan riset. Misalnya, apa saja yang aku lihat, dimana dan bagaimana perasaanku. Â Itu ketila aku SD kecil. Dan kita diskusi.
Lebih detail lagi ketika aku SD besar dan SMP, Â bapak memintaku untuk membuat tabel2. Misalnya, berapa jauh antar kota atau berapa jauh antar pompa bensin.
Untuk apa?Â
Riset. Nalar. Konsep. Bagaimana merancang kota. Bagaimana bersosialisasi. Bagaimana menyelesaikan masalah (besar) di negeri orang, tanpa ada yang bisa membantu. Dan, itu yang aku lakukan, denagn berbagai masalah bahkan hamper putus asa .....
Ketika aku semakin dewasa, pengajaran dari bapak kuterus terapkan. Bukan hanya membuat tabel2 atau pengamatan saja lewat foto2, tetapi lebih detail lagi. Aku menuliskan perjalananku.
Tulisan2ku tentang wisata, bukan seperti tempat2 wisata top yang ada di toko2 buku. Klo itu sih sudah banyak sekali. Ga ada yang istimewa.
Tulisan2ku tentang apa yang aku lihat, apa yang aku rasakan sebagai seorang disabled diatas kursi roda, dan sebagai seorang arsitek serta seorang urban planner .....
Travelling adalah membuka pikiranku. Melihat dunia luas. Buku2ku tentang travelling sudah cukup banyak.