By Christie Damayanti
Berlanjut setelah aku diturunkan di lobby utama Komtar, aku masuk dan mencari signage untuk naik ke lantai 68. Ternyata, tidak ada sigage yang menunjukkan arahnya, dan tidak ada orang yang bisa ditanya.
Tidak ada satpam atau security dan orang2 yang datang pun Cuma 1 atau 2 orang saja. Sepertinya pun, mereka mungkin penjaga toko2 yang ada disana. Memang baru buka, sekitar jam 10.00 pagi.
Aku berkeliling sekitaran itu, tetap tidak ada terlihat lift. Akhirnya, ada toko yang baru buka dan kutanya, "Dimana lift untuk saya naik keatas lantai 68?"
Dia sepertinya tidak terlalu mengerti, dan dia menjawab campuran bahasa China dan Melayu, sambil menunjuk arah untuk menemukan lift, dan kesanalah aku pergi. Lingkungan disana, bisa dibayangkan seperti di Lindeteves Jakarta, yang baru buka. Sepi.
Sepertinya, mereka berdagang tentang elektronik, benar2 seperti di Jakarta. Lingkngan tidak rapih, dan aku merasa in-secure, walau kupastikan tidak aka nada yang membuat aku tidak aman. Ketika sampai ke lobby lift yang sepi dan tidak ada tanda2 arah untuk tempat wisata, aku semakin in-secure.
Kuliht signage nya, "Koq hanya sampai lantai 6, ya? Trus, bagaimana aku naik ke lantai 68?"
Aku naik lift ke lantai 6, karena tidak ada yang bisa ditanya. Dan, di lantai 6 pun, aku bingung karena sepertinya disana sedang persiapan pesta. Mereka sibuk mengatur tempat2 disana, dan ketika aku bertanya, mereka tidak menjawab dengan alasan sibuk!
Aku bingung, sampai ada seorang yang datang kepadaku dan bertanya,
"Mam, what can I do for you? Where are you go?"