By Christie Damayanti
Mengenang ibuku, setelah dipanggil Tuhan, 19 September 2020 di usia 78 tahun (1942 - 2020)
Mau tahu, apa yang bisa membuat ibuku selalu tenang bila asa melanda? ibuku seorang insinyur sipil, sama dengan papaku. Tepi ibuku sama sekali tidak pernah bekerja di kantoran.
Dulu pernah berwiraswasta menjadi kontraktor membangun rumah2, tetapi hanya membangun rumah2 saudara. Dan sejak anak2 nya ( kami bertiga kakak beradik ) lengkap dan mulai nakal2, mamaku berhenti bekerja dan mulai mengurus kami hingga dewasa .....
Dan, ibuku 100% ibu rumah tangga yg sangat luar biasa .....Setelah kami ber-3 kakak beradik, berumah tangga, maa mulai mencari kesibukan untuk menyibukkan membuang bosan.
Beliau memang senang memasak untuk kami sekeluarga (masakannya enak lho), berkebun (taman kami di rumah ada 2 dan selalu canti dan menarik dan selalu merawatnya, seminngu sekali, untuk membuatnya lebih indah), merawat beberapa koleksinya dan melukis!
Ya ..... ibuku seorang pelukis amatir, yaitu melukis hanya untuk enyenangkan diri sediri dan keluarganya, walau beberapa lukisannya dijual karena beberapa temannya yg tahu bahwa beliau melukis dan mereka memang lukisannya.
Dan beberapa kali, mamaku diminta untuk pameran, berkolabolasi dengan beberapa pelukis amatir juga, dan beberapa lukisan2 beliau dibeli.
Sekelumit kisah ibuku sabagai seorang pelukis amatir :Rumah kami bertingkat, didesain dan dibangun sendiri oleh papaku.
Lantai 2 adalah khusus private ; area kamar tidur (lengkap dengan area service pribadi) dan sebuah 'studio' besar untuk melakukan aktifitas berkeluarga : nonton televisi, karoke keluarga (daerah ini bisa ditutup dengan kedap suara), belajar, bekerja lengkap dengan perpustakaan dan untuk melukis.
Tempat ini didesain luas tanpa dinding, dengan atap dan plafond berbentuk kerucut, memakai AC dan bisa melihat keluar ke depan, samping kanan dan kiri. Sangat spesifik untuk keluarga .....