Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mobil itu Tetap Berjalan, Cancel dan Menghilang, Walau Aku Tetap Melambaikan Tanganku

19 Februari 2022   13:23 Diperbarui: 19 Februari 2022   13:34 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

                                                                                                             www.tefestiflejournal.com 

Ternyata, memang banyak sekali orang2 yang tidak berpikir panjang untuk tidak membantu orang lain, padahal ada di depan mata kita. Memang tidak gampang, untuk merendahkan diri berbelas kasih untuk orang lain, jika rasa ego nya tinggi sekali.

Padahal, kita bekerja di sector jasa dimana justru produk jasa adalah membantu, menolong, kerjasama, HOSPITALITY, melayani sesame dan kita punya komitmen untuk selalu membantu ketika mulai bekerja.

Walau kita bekerja yang dibayar atau mendapatkan uang dari pekerjaan kita membantu, dan bukan keluar dari hati kita yang terdalam, tetap kita harus berkomitmen untuk membantu dengan sebaik2nya.

Dan, jika di suatu saat kita benar2 tidak bisa membantu, seharusnya dengan sopan dan santun kita harus beritahu kepada konsumen kita, bahwa kita sedang sakit atau berhalangan, sehingga tidak bisa ikut membantu .....

Jelas, kan?

Itu yang aku hadapi sebagai masalah besar unukku, ketika berhadapan dengan driver taxi online, ketika dia tidak mau menolongku dan melayaniku sebagai penumpangnya, karena aku berkursi roda!

Taxi online adalah sebuah instansi yang bergerak di sector jasa. Produknya adalah pelayanan, melayani penumpang untuk diantar dan dijemput, dengan sebaik2nya. Dan dari situlah driver mendapat bayarannya sesuai standard.

Tidak ada yang bisa membantah, ketika ada yang berpikir bahwa driver hanya antar jemput tanpa membantu menolong penumpang, yang mungkin membawa barang2 dan butuh bantuan. Benar, tidak harus.

Tetapi, jasa ini berhubungan dan dalam lingkaran pelayanan dan jasa, sehingga driver (jika berkenan) membantu, tetapi apakah kita tega jika seorang ibu tua membawa belajaaannya dan kesulitan memasukkn ke bagasi? Atau seorang ibu muda kesulitan memasukkan strollernya sementara anak balitanya rewel?

Sekali lagi, memang tidak gampang. TEtapi, ketika driver "lulus" dalam ujian ini, dia akan menjadi seseorang yang belas kasih, serta mendapat penghormatan dari penumpang2nya dan menjadi langganan mereka .....

***

Beberapa minggu lalu,

Aku mencari taxi online untuk mengatar aku ke Kelapa Gading, mendadak bertemu dengan mitra kerjaku ke sebuah kantor area sana. Itu sekitar jam 8.00, meetingnya sekitar jam 9.00. Waktunya cukup mepet, karena memang mendadak dan langganan2 taxi online ku sudah berangkat semua.

Aku mendapat taxi online, tetapi masih cukup jauh, dia diarea depan Hotel Harris Saharjo. Walau tidak macet, boasanya driver taxi online agak malas untuk menjemput cukup jauh, sekitar 2 atau 3 km. Biasanya juga, aku juga makas menunggu sejauh itu, jadi pasti sama2 ingin cancel.

Saat itu, karena mepet dan susah dapat taxi online di jam2 seperti itu, aku langsung chat dengan driver, apakah mau jemput? Jika tidak aku cancel dan mencari lagi. Dan si Dtiver menjawab, iya akan jemput .....

Ok, aku lega dan menunggu di drpan pagar rumahku. Aku siap menunggu, duduk di kursi roda ajaibku, sambil mengobrol dengan teman2 yang sedang lari dan jalan pagi. Cuaca cerah ceria dan matahari benar2 bersinar terang, membuat tubuh sedikit berkeringat pagi, walau sehat ......

Sekitar 9 menit kemudia seperti yang diinformasikan di aplikasi jarak tempuh itu sekiotar 9 menit, taxi online pesananku sudah membelok di ujung jalan dan siap menuju depan rumahku, dan aku pun bersiap serta melambaikan tanganku.

Begitu dia lewat di depan rumahku, mobil berjalan perlahan, pastilah karena memang tinggal berhenti, dan tangaku semakin melambai untuk driver melihat aku, karena aku duduk di kursi roda, yang cukup pendek dari mata driver.

Aku takin dia melihat lamabaian tangaku, tetapi si driver tetap berjalan perlahan melewati rumahku. Kupikir, dia mau memutar, karena memang banyak driver memutar dulu sebelum berhenti di drpan rumahku.

Tetapi, loq driver terus berjalan tanpa memutar? Koq? Walau dia berjalan lambat dan aku berteriak2 yang pastinya mengundang suara driver mendengar, dia tetap berjalan dan membelok di ujung jalan! Wah ......

Lalu, aku bermaksud menelpon driver tersebut untuk emberitahukan bahwa tujuannya rumahku, terlewat. Tetapi, apa yagn kudapat?

Ternyata driver cancel! Tanpa chat, tanpa informasi!

Cepat otakku bekerja karena sudah biasa "dibeginikan", bahwa driver sudah melihat aku dan rumahku, tetapi dia tidak mau dengan kursi roda k, karena biasanya orang2 malas berhubungan dengan orang cacat apalagi di kursi roda! Karena, menurut mereka orang2 seperti itu akan merepotkan saja!

Oklah, aku mengerti walau dadaku bergemuruh menahan jengkel luar biasa! Kurang ajar! Yang jelas, bagaimana pendapat pembaca jika keadaannya itu terjadi? Apa alasan druver itu tidak mau berhenti dan langsung cancel?

Dia tidak tahu sepak terjangku! Dia tidak tahu jitidak wajar" sebagai driver taxi online, aku pasti akan komplen dan tulis di media, minimal di Kompasiana!

Setekah itu, aku langsung mencari taxi online lagi dan selama menunggu taxi online yang baru pesananku, aku langsung komplen dahulu di aplikasi, sebelum aku menulis besar2! Dan, setelah taxi online pesananku yang baru datang, driver membantuku seperti biasa dan di mobil, aku langsung di telp oleh manajemen Grab Indonesia (lagi), da  aku puas komplen tanpa harus banyak menulis!

Hari itu sEsuai rencana dan sorenya aku pulang, sekali lagi diantatr taxi online. Dan, malamnya seoang dari Grab Indonesia yang berkali2 membantuku dalam masalah DISKRIMINASI dari si driver taxi online, menelponku dan berjanji untuk menyelesaikannya.

Karena sudah terbiasa menghadapi masalah2 seperti ini, terutama yang berhubungan dengan diskriminasi, aku tahu pak Dika dari Grab Indonesia, menjandikan dengan tahapan sebagai berikut,

  • Manjemen Grab Indonesia akan men-suspand akun driver Grab yang bermasalah 1 atau 2 hari.
  • Setelah itu, manajemen akan memanggi si driver yang bermasalah untuk datang ke kantor pusat Grab Indonesia.
  • Manajemen akan menatar lagi si driver yang bermasalah selama 1 hari.
  • Si driver yang bermasalah harus menandatangani komitmen baru, bahwa dia harus mematuhi aturan2 jasa pelayanan ini, membantu semua orang tanpa kecuali, dan ketika memang berhalagan, driver diminta untuk berkomunikasi dengan (calon) penumpangnya, jangan seenakknya saja!
  • Setelah tanda tangan, Grab Indonesia akan menelponku lagi dan bertsnya, apakah driver sudah bisa "dilepaskan?" Jika belum, suspend tetap terjadi, sampai aku bilang

 

273590591-1021039668624133-6006438181744169000-n-62108c7f586d295f0d114412.jpg
273590591-1021039668624133-6006438181744169000-n-62108c7f586d295f0d114412.jpg
273697046-321052439973925-5929408981938937979-n-62108c9251d76470833c2c45.jpg
273697046-321052439973925-5929408981938937979-n-62108c9251d76470833c2c45.jpg
274162133-5118726888159034-217288859475947478-n-62108c9f51d76470833c2c47.jpg
274162133-5118726888159034-217288859475947478-n-62108c9f51d76470833c2c47.jpg
273944092-4786668214749659-6986920982523386571-n-62108ca6bb448678e27d3e03.jpg
273944092-4786668214749659-6986920982523386571-n-62108ca6bb448678e27d3e03.jpg
                                                                                                                     Dokumentasi pribadi

Jadi, si driver bermasalah akan minimal 3 hari tidak bisa memakai akunnya, atau bisa lebih jika aku (client Grab Indonesia/calon penumpang) tetap mau akun driver itu suspend dulu!

Sebenarnya, aku tidak akan marah dan tidak akan komplen jika driver berhenti di depanku dan memberikan informasi apapun alasannya. Karena ternyata, setelah Pak Dika menanyakan kepada driver itu, katanya driver itu merasa tidak enak badan!

Ya gpp, jika memang dia sakit, tetapi komunikasikan, donk! Apalagi, driver itu sudah berada di depanku, melewati rumahku, mobilnya berjalan perlahan, tanpa berkata2 tentang dia merasa sakit (atau apapun alasanmya)! Itu kan, kurang ajar sekali! Tidak ada sopan santun!

Aku tidak pernah mau membalas dengan apa yang sudah siapapun lakukan kepadaku. Aku bukan orang yang pendendam. Tetapi, aku tidak mau seseorang "tidak sesuai dengan yang semestinya". Minimal, orang itu harus di berikan punishment kecil, supaya dia mendapatkan "sock-teraphy", bahwa tidak semudah itu berbuat seenaknya saja, (calon) penumpang juga bisa "membalasnya".

Terima kasih Grab Indonesia,

Untuk terus meberikan punishmen apa yang harus driver terima jika si driver berbuat seenaknya saja kepada (calon) penumpang. Jangan ada lagi deh, masalah2 "sepele" tetapi berdampak besar adri (calon) penumpang, terutama untkku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun