By Christie Damayanti
Graber dan teman baruku dari Labuan BajoÂ
Banyak sekali cerita2 lucu dari drive taxi online, dimana aku dilayani selama lebih dari 5 tahun ini. Dari muai culcol, cuhat colongan jika waktunya seberntar karena perjalaanku Cuma dekat, bahkan sampai curhat beneran, yang melibatkan emosiku.
Dari cerita lucu dan lucu sekali, sampai cerita mengharukan dan mendayu2, dan membuat aku sering terinspirasi dengan driver2 taxi online itu.
Sore itu, driver taxi online itu menjemputku dari kantor untuk menuju ke KFJ, Kantor Filateli Jakarta. Cukup jauh, dan sedikit macet. Tetapi, seperti biasa, justru dengan macet, aku bisa lebih cerewet dan ngobrol banyak dengan driver taxi online itu, yang terlihat menyenangkan untuk diajak ngobrol.
Namanya pak Petrus. Dia berasal dari daerah Labuan Bajo, dari desa Katanta, berada di kaki bkit dengan suhu cukup rendah. Jika malam, katanya sampai 8 derajat Celcius! Pak Petrus banyak bicara, ngoceh terus. Gaya bicaranya, khas NTT dan banyak bahan cerita yang lucu2.
Umurnya 46 tahun. Menikah dengan gadis juga dari NTT, dan mereka tidak punya anak. Beragama Katolik. Dan, karena mereka tidak punya anak, istrinya manjaaaaa sekali .....
Mereka hijrah dari NTT ke Jakarta, beberapa tahun lalu. Istrinya adalah seorang bidan. Mereka tinggal di daerah Depok dan istrinya bertugas di rumah sakit disekitaran rumahnya. Jika istrinya tugas ke rumah sakit, dia kata pak Petrus, naik taxol, tetapi tidak pernah naik taxol suaminya, pak Petrus.
Suatu saat, ada dialog yang membuat aku sakit perutk terrus tertawa,
"Pa, ntar uang Grab nya diganti, ya"