Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Seorang Petugas Stasiun Funabashi Hoten, yang Belajar Bahasa Inggris Khusus Untukku

2 September 2021   14:17 Diperbarui: 2 September 2021   14:44 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Stasiun Funabashi Hoten, Chiba/Dokumentasi pribadi

Dibulan ke-6, Micelle pindah apartemen sendiri, dan lepasw dengan agennya. Apartemennya, berada 1 stasiun dengan Nishi Funabashi, di sebuah kota kecil bernama Funabashi Hoten.

Apartemennya, kecil, mungki hanya sekitar 3 meter x 5 meter, termask dapir dan kamar mandi. Agak jauh dari stasiun Funabashi Hoten, sekitar 25 menit berjalan kaki standard.

Lalu, 1 tahun kemudian dia berhasil menyewa apartemen baru hanya 4 menit berjalan kaki dari Stasiun Funabashi Hoten, dengan dimensi apartemen yang sngat luas untuk tinggal sendirian. Terdapat 3 ruangan, ditambah daour, toilet dan kamar mandi.

Luas unit apartemennya sekitar 12 meter x 5 meter, disekat menjadi 3 ruangan dengan tatami. Sekatnya, berupa pintu geser kaca, seperti rumah2 Jepang pada umumnya, yang kita bisa lihat di film2 Jepang.

Nah .....

Disinilah aku mulai belajar untuk traveling keliling Tokyo awalnya, dan keliling Jepang ketika aku mulai berani jauh dari anakku. Karena, jepang adalah Negara yang "tidak mau berbahasa Inggris", atau sebagaian besar penduduknya memang tidak bisa berbahasa Inggris.

Jadi, aku harus memberanikan diriku untuk mampu berkomunikasi dengan warga Jepang jika aku memang harus berkomunikasi, sampai aku benar2 berani dan percaya diri. Nekad, lah ......

Michelle mengajarkan aku, jika mau naik kereta, aku harus minta petugas stasiun untuk membawakan ramp mobile untuk naik turun dari peron ke kereta atau sebaliknya, untuk kursi rda ajaibku.

Dan, aku harus menginformasikan petugas stasiun, tujuanku kemana. Itu pun tidak gampang, dan memang harus belajar berani dan percaya diri untuk melafalkan nama2 tempat tujuanku, yang membuat lidahku sering keseleo, hihihi ......

Karena Stasiun Funabashi Hoten adalah kota kecil, stasiunnya juga kecil. Petugasnya juga bisa aku kenali, 1 hari 2 petugas yang memberi bantuan untuk masyarakat dan beberapa orang di kantor. Jadi, aku sudah hafal petugas2 Stasiun Funabashi Hoten.

Ada yang jutek, tetapi tetap melayaniku dengan baik. Juteknya itu, Cuma cemberut saja, tapi mungkin karena pembawaannya seperti itu, hihihi .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun