Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taman Dukuh Atas dengan "Viewing Deck", yang Tanpa Fasilitas Disabilitas

30 Juni 2021   09:24 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:28 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

                                                                                                                www.news.detik.com

                                              "Viewing Deck", taman bertrap di area Dukuh Atas di lajur protocol Jalan Sudirman, Jakarta

Area Dukuh Atas, memang merupakan area yang sangat strategis, karena merupakan titik temu antara Jalan sudirman, memtutar ke Gedung BNI 46 serta turun ke bawah menuju Gedung kembar Landmark, menuju  ke area Jakarta Selatanmenyusuri sungai Latuharhari.

Keberadaan tempat itu, menjadikan Jakarta membangun "landmark" lokal sekitaran, untuk dijadikan fasilitas umum bagi warga Jakarta. Dibangunlah "viewing deck", untuk memberikan area yang cukup nyaman untuk beristirahat atau hanya sekedar berfoto2.

Tempat ini, di desain dengan berundak, sehingga lebih tepat disebut "viewing deck", karena jika kita naik ke atas beberapa trap (ada 2 atau 3 trap), dan kita bisa melihat Jalan Sudirman dengan sekelilingnya, dengan ketinggian tertentu.

Sayang, pemprove DKI Jakarta belum memikirkan fasilitas ruang public ini, untuk disabilitas dan kaum pioritas.

Padahal, tidak susah untuk membangun ramp sampai titik tertinggi, zig-zag diantara trap tangga, sehingga kursi roda bisa naik ke titik tertinggi, sama dengan non-disabilitas, lewat ramp.

Viewing Deck ini, memang menarik bari pejalan kaki.

Jika pejalan kaki adalah karyawan yang bekerja di sekitaran tempat itu, mungkin mereka tidak tertarik untuk menuju kesana. Hanya melewati saja, karena mereka harus bekerja atau pulang kerja harus langsung ke rumah mereka masing2.

Tetapi, jika pejalan kaki hanya sekedar berjalan2 seperti aku saat itu, aku sangat tertaik untuk melhat2 disekitaran sana. Tetapi, karena area itu belum mempunyai fasilitas disabilitas, aku tidak bisa naik trap kesana, karena tangganya cukup tinggi, dan tidak mungkin aku menaikkinya, walaau aku bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun