Tidak hanya itu, kondisi halte juga sudah lebih layak untuk digunakan serta disediakan pula tempat duduk untuk masyarakat yang sedang menunggu kendaraan umum. Semoga keadaan ini terus dipelihara untuk sebuah kota cantik dan "ramah disabilitas".
***
Prolog tentang pedestrian cantik di sepanjang jalan protocol Sudirman -- Thamrin ini, tidak hanya sekedar "membangun" saja, tetapi harus berkesinambungan.
Pemeliharan2 dari instansi terkait Pemprov DKI Jakarta harus terus dilakukan, sehingga jangan Jakarta dikatakan hanya bisa membangun saja, tetapi juga harus mampu memelihara, termasuk tentang kebersihan ......
Ini tentang pedestriannya sendiri, tetapi bagaimana jika bangunan di sepanjang pedestrian itu sedang direnovari atau dibangun kembali?Â
Bagaiaman pedestrian itu?Â
Apakah tetap berfungsi untuk tempat pejalan kaki, termasuk disabilitas?Â
Atau, justru pedestrian di depan bangunan yang dibangun kembali, digunakan untuk tempat peralatan, bahkan untuk mengaduk semen, misalnya??
Di luar negeri, jika bangunan sedang direnovasi, pedestriannya tetap berfungsi dengan baik. Aka nada dinding dari panel atau kayu, yang ditempel tulisan2 atau lukisan2 untuk membuat "pemandangan" yang lebih segar.
Atau juga, tanpa ada foto2 atau gambar2, dan dicat putih. Karena ternyata, untuk menempel foto2 atau gambar2 pun, harus melalui prosedur2 yang tidak mudah. Tetapi, jika hanya di cat putih, asal tidak di corat coret, tetap apik dan adem .....
Contoh,