Ah, sungguh aku semakin kangen, apalagi jika aku berpikir,
"Kapan aku bisa bertemu lagi dengan anak2ku?"
Jangan! Jangan aku berpikir negative lagi! Nanti otakku berdenyut lagi! Tidak! Jangan! Sakit sekali jika otakku berdenyut!
Aku sampai menggelengkan kepalaku, untuk menghalau pikiran2 negatifku, sambil bergidik. Sambil bergumam, "No, no, noooooo ...."
"Ah, nanti bapak dan ibu datang kesini, aku mau minta hubungi anak2ku. Ingin tahu, mereka bagaimana", pikirku dan itu membuat aku lega.
Hatiku berdendang lagi, apalagi duster itu ramah sekali. Dia seorang suster Negro dengan tubuh besar. Jika da bicara, aku selalu ingat film2 Hollywood, seorang Negro besar yang ramah dengan gigi2 nya yang putih .....
Begitu doa keluar dari ruangku, suster lain datang untuk membawa makan pagiku.
Ah, bukan bubur. Ada roti bakar. Baunya wangi sekali. Ada menterga kecil, ada beberapa jenis selai, telur rebs, buah potong aku lupa itu nama buahnya apa), slice keju, serta tuna mayonnaise. Minumnya pun beberapa jenis.
Ada the hangat, air mineral hangat serta jus jeruk padat hangat. Belum lagi, sebelumnya suster Negro itu membawakan susu putih panas, yang asapnya masih mengepul2.
Suster yang ini, seorang suster muda, sepertinya dari Asia bercampur Amerika, mungkin dari Filipina? Aku tidak tahu. Bukan dari China, pastinya.
Dia juga tersenyum ramah, dan berkata bahwa semua makan pagi ini, aku harus menghabiskannya.