By Christie Damayanti
Sydney Opera House
Dari artikel sebelumnya, aku sering menuliskan bagaimana Sydney Opera House sangat menginspirasiku.
Bahwa,ternyata tahun 1973, lalu ketika bangunan ini baru dibuka, ternyata Sydney Opera House sudah menerapkan protol2 dan pakem2 desain arsitekural yang semestinya, dengan kepedulian2 bagi calon pengunjung.
Keadaan seperti ini, tidak lepas dari sebuab keinginan dari tim arsiteknya, untuk mempersembahkan bangunan yang unik tetapi tetap memberikan "roh" yang membawaw semua pengunjung bisa datang kesana, tanpa harus berpikir, "bagaimana untuk datang kesana".
Transportasinya mudah, dan pencapaian atau aksesibilitas bagi kaum disabilitax (cacat) dan kaum prioritas (orang tua, lansia dan anak2), terjaga dengan baik.
Mengamati konsep desain arsitektur dan strukturnya pun, sanngat menarik. Bagiku, sebagai seorang arsitek, aku tahu bagaimana si arsitek pasti agak kesulitan untuk mengembangkannya, secara sudah dimulai sebelum tahun 1973.
Tetapi, ternyata mereka berhasil membangunnya dan sampi sekarang pun, masih menempati destinasi wisata dunia salah satu yang utama, di Australia .....
Konsep arsitektural Sydney Opera House, menampilkan desain ekspresionis modern, dengan serangkaian "cangkang" beton pracetak besar, dengan masing3 terdiri dari bagian2 bola dengan radius 75,2 meter. Membentuk atap struktur, diletakkan di podium monumental.
Bangunan ini mencakup 1,8 hektar dan 4,4 hektar tanah dengan panjang 183 meter  dan lebar 120 meter  pada titik terlebar. Ini didukung pada 588 tiang beton yang tenggelam sejauh 25 meter, di bawah permukaan laut.
Titik atap tertinggi 67 meter di atas permukaan laut yang sama tingginya dengan bangunan 22 lantai. Atapnya terbuat dari 2.194 bagian beton pracetak, yang masing2 Â beratnya mencapai 15 ton. Wikipedia.