Aku juga baru sadar bahwa, Filateli Indonesia masih sangat konvensional ketia kita dituntut untuk lebih kreatif. Sekarang, filateli hanya sekedar hobi untuk "orang tua" saja, karena yang berhobi filateli seakan adalah yang dulunya memang suka sekali berkirim2 surat dengan prangko.
Tetapi, ternyata di seliuruh dunia mereka berlomba dengan kreatifitas sedemikian untuk mengajak anak2 muda mereka mempunyai alternative hobi yang tidak kalah menariknya dengan hobi2 modern lainnya.
Mereka berkreati untuk memulai cara membawa anak2 muda mereka lebih sadar tentang sebuah "karya" lewat menulis surat. Salah satunya adalah Postcrossing. Bersurat2an sambil tukar menukar kartupos kepada teman2 di seluruh dunia!
Dengan koleksi2ku yang hampir memenuhi 1 lantai di lantai ke-2 rumahku, aku harus memutar otak untuk memamerkan tema2 tertentu, dengan keterbaasan2ku yang hanya memakai 1 tangan (kiri) saja.
Akhirnya, timbul ide yang banyak filatelis berkata bahwa "koleksiku bukan filateli", karena bercampur dengan berbagai barang koleksi di 1 tema. Tidak ada aturan sama sekali bagaimana aku mau memamerkan, dan tidak perlu pendapat untuk memamerkan.
Karena untukku, kreatifitas itu tidak bisa dilarang dan di cegah. Kreatifitas itu bebas merdeka tanpa aturan. Yang diatur hanya tentang "tidak mengganggu orang lain", saja ......
Akhirnya, dengan keterbatasanku dan dengan niat dan hariku yang terdalam, aku berjuang untuk mengedukasi msyarakat lewat FILATELI KREATIF ku, walau tidak ada yang membantu dan bayak rintangan2 yang harus aku lalui .....
Sakarang,
Bagaimana aku mendesain materinya?
Dengan 1 tangan (kiti) ku, tidak mudah untuk membungkus prangko2 yang cukup kecil, dengan plastik2 OHP yang harus di solder. Solusinya bagaimana?
Ya, dengan membungkus prangko itu, dan ditempel dengan selotip2 di belakangnya! Semakin kecil prangko, semakin rumit pula aku harus membungkusnya!