Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga Apartemen di Perkampungan Kota Funabashi Hoten

21 Juli 2019   21:31 Diperbarui: 21 Juli 2019   21:35 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Tetangga? Tetangga perseorangannya, ya. Bukan tetangga gedung2 tinggi.

Sepertinya, kata tetangga itu berasa jadul banget, ya?

Karena kita sudah individualistic, orang2 di kota besar seperti Jakarta, mungkin seorang tetangga hanya sekedar "orang yang tinggal di sebelah rumah kita" ......

Memang berbeda dengan orang2 yang tinggal di kota kecil, pedesaan atau perkampungan, dimana antar tetangga memunyai keeratan hubungan, bahkan lebih erat dengan keluarga. Karena, tetangga itu adalah orang2 yang terdekat dengan keberadaan kita.

Bagaimana dengan di Jepang?

Selama aku sering kesana sejak 2 tahun lalu, disetiap  3 bulan, aku mengamati semuanya, termasuk tetangga. Tetangga yang bagaimana?

Di Tokyo, sebuah ibukota negeri Jepang, memang tetangga hanya sekedar rumah disebelah rumah kita. Mereka masing2 sibuk dengan keluargnya sendiri2, dan selama aku disana, aku tidak melihat antar tetangga ngerumpi atau bertandang.

Seperti Jakarta, pastinya.

Tetapi, Michelle tinggal di "perkampungan kota", dimana tempat anakku tinggal aku merasakan kenyamanan dan keselarasan dalam membina hubungan dengan tetangga2. Pagi2 mereka keluar, ibu2 muda mengantarkan anak2 balitanya kesekolah.

 

20190320-095839-5d3475590d82300ad7056dd4.jpg
20190320-095839-5d3475590d82300ad7056dd4.jpg

Dokumentasi pribadi

Seorang ibu muda dengan sepeeda dengan kursi batita dibelakangnya. Dan diikuti anak balitanya yang lain. Ibu muda itu, dengan sepedanya berjalan dengan santai menikmati udara segar pagi itu .....

 Mereka naik sepeda atau berjalan kaki ke stasiun. Suasana pagi membuat mereka terlihat ceria. Kadang, beerapa anak2 sekolah berombongan dengan ibu2 mereka, menunggu bus sekolah. Dan ketika bus sekolah datang, mereka naik dan ibu2 mereka hanya memperhatikan mreka. Dan begitu bus berjalan, ibu2 muda tersebut melambai2kan tangannya kepada anak2 mereka.

Persis seperti di film2 drama, yan sering aku tonton sejak dulu .....

Lalu, ibu itu berpencar atau sebagian bergerombol untuk pulang ke rumah masing2 atau berbelanja. Dan suangnya, mereka datang lagi ke tempat bus sekolah itu datang, untuk menjemput anak2 mereka sepulang dari sekolah.

Ada juga, tetangga2 yang tidak mempunyai anak2 kecil lagi. Atau pasangan2 muda yang membina karir. Mereka keluar dari rumah mereka sekitar jam 7.00 pagi, berjalan menuju stasiun untuk menuju tempat kerja mereka.

Mereka selalu berjalan terburu2 karena mereka harus berdesak2 kan di kereta. Karena, belum tentu mereka menuju tempat kerja mereka hanya dengan sekali jalan 1 kereta. Mungkin, mereka harus berganti kereta sesebarapa kali, dengan waktu yang sangat memepet. Sehingga, tidak hran jika mereka harus serius menatap jalan ......

Sekarang,

Bagaimana dengan tetangga apartemen Michelle?

Michelle tinggal di perkampungan kota Funabashi. Perkampungan kota Funabashi itu, bernama Funabashi Hoten.

 

dokpri
dokpri

20181021-095037-5d34760f097f367ca741ef42.jpg
20181021-095037-5d34760f097f367ca741ef42.jpg

   Dokumentasi pribadi

                                                    Aku dengan latar belakang apartemen Michelle, dan perjalanan 4 menit ke Stasiun Funabashi Hoten, Chiba

 

Di Funabashi Hoten ini, benar2 hanya permukiman. Hanya ada 1 jalan besar, sebuah jalan utama perkampurang kota Funabashi Hoten. Hanya ada 1 Stasiun Funabashi Hoten, yang kebetulan hanya 4 menit berjalan dari apartemen Michelle.

Ada banyak minimart2 tersebar di pelosok Funabashi Hoten. Ada beberapa "izikaya2", yaitu rumah2 makan yang menjual sake. Atau juha caf atau club kecil yang menjual sake. Konsepnya adalahcafe2 pribadi, yang tidak terlihat seperti caf yang dikelola secara professional.

Banyak parkir sepeda, karena sebagian besar penduduk local menggunakan sepeda untuk transportasi mereka.

Michelle tinggal di sebuah apartemen kecil 2 lantai. Cuma ada 8 unit apartemen di 2 lantai itu. Michelle tinggal di lantai atas, diujung belakang, yang membuat unitnya itu sangat tertutup dan tersembunyi.

Dalam bertetangga antar unit2 dalam 1 apartemen, anakku hanya "berteman" di unit bawahnya, seorang bapak2 tua, yang selalu mempersilahkan kursi roda ajaibku untuk diprakir di depan unitnya, sehingga lebih mudah untuk menjulunrkan kabel orange untuk nge-charge.

Tetangga2 yang lain di unit apstemen itu, aku tidak pernah melihat mereka keluar masuk ke unit2 mereka. Kata Michelle sih, mereka adalah anak2 muda, eksekitif2 muda yang keuarga kurang dari jam 7.00 dan pulang sekitar jam 10.00 malam, sama dengan Michelle.

Pantesan, aku tidak pernah melihat mereka. Aku haya bertemu sering dengan bapak2 tua di bawah unit anakku .....

Yang paling asik adalah, tetangga apartemen, tempat Michelle tinggal. Bagunan apartemen yang bertetangga denan bangunan apartemen Michelle, ada seorang gadis tidak terlalu muda, membuka salon bersama ibunya.

Gadis itu bernama You Yi. Seorang stylist, yang bekerja di salon bersama ibunya.

Aku berkenalan dan tahu namanya, ketika suatu pagi hujan, dia membantuku untuk mengeringkan jok tempat duduk kursi rodaku. Jok itu bear2 basah kuyup. Bahkan ketika diangkat, air mengucur deras! Huhuhu .....

Ternyata, semalamam waktu itu hujan deras. Aku tidak tahu dan akhirnya kursi rodaku jok nya basah kuyup. Pagi2 aku turun dan menemukan joknya benar2 tidak bisa dipakan dahulu, sebelum dikeringkan.

Kebetulan, You Yi keluar dari pitu belakang, dan bertemu dengan ku. Aku tidak bisa berbahasa Jepang, dan dia un tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi, kami berbahasa isyarat, hahahaha ......

 

20181027-193552-5d3476150d8230380646ae02.jpg
20181027-193552-5d3476150d8230380646ae02.jpg

Dokumentasi pribadi

                                                              Aku dan You Yi, semakin "dekat" setelah bertemu beberapa kali dan mengobrol lewat translater

Dia mengerti masalahku. Dia membantuku untuk menggantung jok kursi roda ajaibku, di jemuran unit nya. Dan dia mengambilkan bantal untuk ganti jok kursi roda ajaibku, untuk kupakai sampai jok ku kering.

Aku terpana, dengan kesigapannya untuk membantuku. Lalu, dia mngambil  handphone nya, dan memperlihatkan translater di app nya. Astagaaaa ...... dia bicara bahasa jepang dan langsung terekam dengan bahasa Indonesia, setelah aku berkata bahwa aku dari Indonesia .....

Hahahaha .....

"Ada mainan baru, nih", aku berpikir sambil tertawa.

 

tetangga1-5d3476530d82303bc977f0f2.jpg
tetangga1-5d3476530d82303bc977f0f2.jpg

Dokumentasi pribadi

                                                                            Aku, You Yi dan ibunya, dengan latar belakang salonnya tempat mereka bekerja

Akhirnya, kami tertawa-tawa sambil mencari tahu masing2 dari kita. Nama, pekerjaan dan kami "bercerita" banyak sekali.

 

tetangga2-5d3476780d823045f438f7a2.jpg
tetangga2-5d3476780d823045f438f7a2.jpg

     Dokumentasi pribadi

                                                                                                                              Oleh2ku untuk You Yi dan ibunya

 

Karena sampai sekarang aku masih sedikit sulit berbicara, bahkan kadang2 kata2ku sering error, sehingga translater hp nya juga error, hihihi. Jika demikian, aku tertawa dan dia pun jadi tertawa juga, walau mungkin dia tidak tahu, mnngapa aku tertawa.

Akhirnya, berkali2 aku ke Jepang, aku selalu membawakan oleh2 untuknya, sehingga kami menjadi berteman baik ......

***

Entahlah, sebenarnya tetangga memang harus bisa berhubungagn dengan baik. Karena jika kita ada apa2, tetanggalah yang langsung bisa menolongnya.

Demikian juga untuk You Yi. Ketika aku bercerita dengan translater, bahwa aku tinggal di unit apartemen anakku di sebelah apartemennya, aku minta dengan nya untuk "menjaga" anakku. Jika ada apa2 dengannya, supaya bisa memberi-tahukannya kepadaku.

Atau, dia bisa menginformasikanya kepada seseorang yang mungki bisa menolongnya. Semoga, tidak sampai terjadi kemudian .....

Yang jelas, ketika aku "menemukan" tetangga apartemen Michelle, seketika itu juga aku merasa lega. Walau baru kenal dan tidak dekat karena susah berkomunikasi, aku semakin yakin, bahwa seorang tetangga atau beberapa orang tetangga, akan memberi "jaminan" kenyamanan, khususnya untuk Michelle, anakku yang tinggal dinegeri seberang ......  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun