By Christie Damayanti
Setelah makan bersama burung-burung itu di Ikebukuro Nishiuchi Park, mulailah aku berjalan menuju pusat kota. Tetapi, mendung tetap begayut tebal dan aku tidak membawa payung. Sehingga, aku tidak terlalu jauh dari Stasiun Ikebukuro.
Hari itu adalah hari kerja. Ketika jam makan siang, cukup ramai dengan para pekerja Tokyo untuk mencari makan. Ada yang di restoran besar atau cafe, ada juga pekerja yang membawa makanan dari rumah dan mereka makan di taman, seperti tempat aku makan siang tadi.
Jam 1 siang, mereka dengan disiplin kembali ke kantornya masing-masing untuk mulai bekerja lagi, sampai jam pulang kantor tiba.
Jam 2 siang, Ikebukuro di hari kerja tampak ramai dengan wisatawan. Baik lokal atau asing, termasuk aku sebagai wisatawan asing. Dan, berjalan-jalan di Ikebukuro sama saja dengan berjalan di distrik-distrik ramai lannya di seluruh Metropolitan Tokyo.
Ikebukuro adalah sebuah distrik komersial dan pusat hiburan yang ramai, dan terletak di Toshima Tokyo Metropolitan.
Ikebukuro juga merupakan sebuah distrik dan sebuah "rumah" dari imigran-imigran China yang datang pada tahun 1996. Walau distrik ini menjadi rumah bagi imigran China, tetapi tidak sebesar dan tidak seramai di China Town Yokohama.
Ikebukuro pun merupakan salah satu distrik sebagai pusat manga dan animee dan novel-novel ringan Jepang. Ikebukuro sangat diminati oleh anak-anak muda dunia, karena kota ini merupakan latar dari cerita-cerita manga dan animee serta latar dari serial drama TV "Ikebukuro West Gate Park".
Daaannn, Ikebukuro adalah judul lagu dalam album Brian Eno "The Shutov Assembly", Wikipedia.
***