Lokasi Yokohama hanya sekitar 1 jam naik kereta biasa dengan harga sekitar 920 Yen. Tidak jauh, dn tidak mahal. Artinya,bisa dibayangkan, Yokohama adalah seperti "Depok" nya Jakarta atau "Tangerang" nya Jakarta.
Depok dan Tangerang memang bukan kota metropolitan, tetapi kedua kota ini merupakan "kota penyangga ibukota Jakarta". Artinya, Depok dan Tangerang akan menuju "kota metropolitan" baru, ketika warga disana semakin membutuhkan kehidupannya, dan berusaha mencapai keinginannya.
Begitu juga kota Yokohama. Kota pelabuhan di Teluk Tokyo ini, merupakan salah satu kota pelabuhan Jepang terbesar, besama dengan Tokyo, Kobe, Osaka, Nagoya, Hakata dan Chiba. Kota2 pelabuhan merupakan kota yang selalu disinggahi kapal2 bermuatan internasional, untuk perdagangan.
Dan jepang semakin bersinar .....
Denyut kehidupan Yokohama itu lah yang sangat aku rasakan saat itu. Walau aku mengamatinya dari atas kursi roda, dengan berpayung karena rintik2 hujan, "rasa" itu sangat menghnjuam dada. Sebuah kedamaian di Yokohama, yang sangat berbeda dengan di Tokyo.
Karena Tokyo merupakan ibukota Jepang, dan Tokyo bergerak dengan sangat sangat cepat, terus dan terus ...... walau di Tokyo pun ada tempat seperti di Yokohama, seperti di Ueno Park atau di Imperial Palace Garden, tetapi suasana disana pun, tetap terasa gegap gempita pembangun2 dan konstruksi, sekaliun kita berada di dalamnya .....
Catatan :
Akan kutuliskan tenang gegap gempita apa saja, ketika aku berada di dalamnya, dan membuat kota yang di dalamnya pun tetap merasakannya .....
***
Kami terus melaju menuju Museum Cup Noodle, tujuan utama kami ke Yokohama. Tetapi, kami pun bisa sekedar 'say hello' dengan warga Yokohama yang sedang bersantai di Kishamichi Promenade.